My Page Views

Friday, April 8, 2011

Cinta Sejati Seorang Ibu


"Bisa saya melihat bayi saya?" pinta seorang ibu yang baru melahirkan penuh kebahagiaan. Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi perempuan yang mungil itu, ibu itu menahan nafasnya. Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang kearah luar jendela rumah sakit. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga!

Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk. Suatu hari anak perempuan itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu yang menangis. Ia tahu hidup anak perempuannya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Anak itu terisak-isak berkata, "Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh."

Anak perempuan itu tumbuh dewasa. Ia cukup cantik dengan cacatnya. Iapun disukai teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis. Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. Ibunya mengingatkan,"Bukankah nantinya kau akan bergaul dengan remaja-remaja lain?" Namun dalam hati ibu merasa kasihan dengannya.

Suatu hari ayah anak perempuan itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuknya. "Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter. Kemudian, orangtua anak perempuan itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya pada mereka.

Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anaknya, "Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia." kata sang ayah.

Operasi berjalan dengan sukses. Seorang wanita baru pun lahirlah.Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya. Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang musisi terkenal. Ia menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku.

Ia telah berbuat sesuatu yang besar namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya." Ayahnya menjawab, "Ayah yakin kau takkan bisa membalas kebaikan hati orang yang telah memberikan telinga itu." Setelah terdiam sesaat ayahnya melanjutkan, "Sesuai dengan perjanjian, belum saatnya bagimu untuk mengetahui semua rahasia ini."

Tahun berganti tahun. Kedua orangtua itu tetap menyimpan rahasia. Hingga suatu hari tibalah saat yang menyedihkan bagi keluarga itu. Di hari itu ayah dan wanita itu berdiri di tepi peti jenazah ibunya yang baru saja meninggal. Dengan perlahan dan lembut, sang ayah membelai rambut jenazah ibu yang terbujur kaku itu, lalu menyibaknya sehingga tampaklah... bahwa sang ibu tidak memiliki telinga.

"Ibumu pernah berkata bahwa ia senang sekali bisa memanjangkan rambutnya," bisik sang ayah. "Dan tak seorang pun menyadari bahwa ia telah kehilangan sedikit kecantikannya bukan?" Kecantikan yang sejati tidak terletak pada penampilan tubuh namun di dalam hati.

Harta karun yang hakiki tidak terletak pada apa yang bisa terlihat, namun pada apa yang tidak dapat terlihat. Cinta yang sejati tidak terletak pada apa yang telah dikerjakan dan diketahui, namun pada apa yang telah dikerjakan namun tidak diketahui.

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Tak jarang dalam kehidupan ini, kita selalu menggunakan mata fisik kita untuk membawa kita pada standar penilaian yang keliru. Kadang kita menilai sesama kita berdasarkan apa yang dapat kita lihat darinya, entah itu mengenai keadaan fisiknya, harta dan kedudukannya, atau tindakannya yang selalu nampak dihadapan kita kita. Tanpa berpikir panjang kita sering kali mengklaim seseorang itu baik atau sempurna bahkan memperlakukan mereka secara istimewa jika kita melihat wajahnya yang cantik atau tampan, hartanya yang melimpah ruah, kedudukannya yang tinggi, atau tindakannya yang kelihatannya selalu nampak baik di hadapan kita. Dan sebaliknya, sering kali image buruk kita capkan kepada mereka yang mungkin jika dipandang secara fisik terdapat kekurangan pada dirinya, atau mungkin jika dipandang dari segi materi..hidup mereka pas2an atau bahkan mungkin berkekurangan. Dalam kitab YAk.2:1-13, telah dijelaskan kepada kita bahwa betapa TUHAN tidak menyukai apabila kita memandang muka (menilai berdasarkan apa yang dapat kita lihat) ketika kita ingin berbuat baik kepada orang lain.Karena ketika kita melakukan hal itu, maka sama saja kita telah membuat pembedaan di dalam hati kita dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat (Yak.2:4). Bahkan tak jarang kita juga menganggap rendah diri kita sendiri karena kekurangan kita, terkadang kita minder atau menganggap kita tidak pantas berteman dengan orang lain yang kita anggap lebih dari kita. Padahal tanpa kita sadari, betapa indahnya kita di mata TUHAN yang adalah Pencipta kita. IA menjadikan kita sesuai dan seturut dengan gambaranNYA. Kita berharga bagiNYA. Segala yang dapat dipandang oleh mata tidak dapat menjadi tolak ukur untuk menilai diri kita ataupun orang lain. Dalami hatimu, kenali apa yang ada dalam dirimu, ada harta karun yang luar biasa yang TUHAN tempatkan dalam hati kita yang harus kita temukan dan biarkan cahaya kemilaunya memancar keluar dan memberikan keindahan yang tiada taranya dan biarkan orang lain juga merasakan indahnya harta yang kita miliki itu. Apakah sebenarnya yang menjadi harta indah itu???? Itulah "KASIH". Itulah harta yang paling berharga dan keindahan di atas segala keindahan dan itu semua ada di dalam hati kita. Oleh karena itu, jangan pernah merasa berkekurangan, sebab kita hidup berkelimpahan dalam KASIH KRISTUS yang tinggal di dalam hati kita. Jgn pernah merasa tak berharga sebab kita sungguh berharga bagi TUHAN, kau dan adalah anak2NYA yang spesial dan luar biasa. (PPPK)

No comments:

Post a Comment