My Page Views

Thursday, September 22, 2011

Penolakan


“Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.”
(Kolose 3:13)



Rasanya sulit jika Anda ditolak, terutama bila yang menolak adalah seseorang yang Anda cintai. Mungkin salah satu dari anak-anak Anda, pasangan Anda, atau teman dekat.
Tetapi Alkitab mengatakan Anda perlu mengampuni orang itu karena Allah sudah lebih dulu mengampuni Anda.
Kunci untuk mampu mengampuni orang lain ada dalam ayat hari ini. Kuncinya adalah dengan mengingat apa yang Tuhan sudah lakukan bagi Anda. Bila Anda ingat apa yang Yesus Kristus lakukan untuk Anda, maka Anda memiliki kekuatan untuk memaafkan orang lain.
Jika Anda berpegang pada rasa sakit, maka itu hanya akan berakhir dengan menyakiti diri Anda sendiri. Bila Anda tidak mengampuni orang lain, Anda menciptakan kepahitan dan kemarahan dalam diri Anda. Ini akan menggerogoti Anda dari dalam dan menguras energi Anda, membuat Anda lelah sepanjang waktu. Setiap kali Anda mulai merasa kepahitan terhadap seseorang, ingatlah apa yang Yesus lalukan di kayu salib, bagaimana Dia mengasihi Anda dan Dia rela untuk memberikan nyawa-Nya sehingga dosa-dosa Anda dapat diampuni. Dia ditolak dan dihina saat Dia tergantung di sana, tapi Dia melihat semua orang dan berdoa, “Bapa, ampunilah mereka. Mereka tidak tahu apa yang mereka lakukan” (Lukas 23:34)
Dalam kelemahlembutan dan kerendahan hati yang lengkap, Yesus memberikan nyawa-Nya karena Dia mencintai Anda. Dia tidak memikirkan diri-Nya sendiri, Dia sedang memikirkan Anda. Petrus berkata, “Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.” (1 Petrus 2:23)
Definisi pengampunan ditemukan dalam dua kata dalam ayat itu: “menyerahkannya kepada Dia.” Anda membiarkan Tuhan bekerja dan membuat hal-hal menjadi benar. Pengampunan bukan tentang mempercayai orang itu lagi atau melupakan segala sesuatu yang terjadi. Ini tentang menempatkan situasi di tangan Tuhan, bukan mencari kesempatan untuk balas dendam atau menyimpan dendam. Dalam kelemahlembutan dan kerendahan hati yang lengkap, Yesus memberikan nyawa-Nya karena Dia mencintai Anda.
Dia tidak memikirkan diri-Nya sendiri, Dia sedang memikirkan Anda.

Tuhan memberkati anda....  :)

Wednesday, September 14, 2011

SELAMATKAN PERNIKAHAN SEBELUM DIMULAI


Alkitab tidak mengenal prinsip jodoh atau “saoulmate”, dimana Tuhan menciptakan satu orang secara khusus hanya untuk satu orang. Kitalah yang akan memilih siapa yang menjadi pasangan hidup kita, tentu saja harus sesuai dengan prinsip yang diajarkan Alkitab. Firman Tuhan mengajarkan prinsip, menikah sekali untuk selamanya dan memiliki hanya satu pasangan hidup saja alias monogami. Adam hanya memperistri Hawa sampai ajal menjemput mereka. Alkitab tidak mengajarkan kita untuk menemukan seseorang yang telah Tuhan tetapkan bagi kita, namun memberitahu bagaimana kita harus memilih pasanagan hidup yang sepadan.

MOTIVASI SALAH, MENDAPATKAN PASANGAN HIDUP YANG SALAH
Angka perceraian di Surabaya pada awal 2011 mengalami peningkatan. Januari-Februari 2011 jumlah angka perceraian sebanyak 883 kasus, lebih banyak dibanding tahun 2010 yang tercatat 823 perkara. Data statistik ini menunjukan semakin banyak orang yang tidak mau berjuang lebih keras untuk mempertahankan pernikahan mereka, yang akhirnya berujung pada perceraian. Sayangnya, perceraian yang dulu dilakoni oleh mereka yang tidak percaya pada firman Tuhan, kini merambat ke kalangan orang Kristen.
            Mengapa hal ini bisa terjadi? Mengapa begitu banyak pernikahan yang gagal dan berujung pada perpisahan? Mark Gungor berpendapat bahwa masalah tersebut berasal dari harapan yang dimiliki pasangan suami-istri, yaitu mengenai gambaran ideal sebuah pernikahan menurut versi mereka masing-masing yang tidak dikomunikasikan secara verbal.
            Tingkat percaraian yang tinggi sampai kepada orang Kristen juga kelihatannya disebabkan karena terlalu banyak pemuda/i Kristen yang membuat kesalahan dalam memilih pasangan dengan siapa dia akan menghabiskan sisa hidupnya; dengan siapa dia akan membangun sebuah keluarga yang harmonis, yang tetap bertahan dalam suka maupun duka. Untuk menghindari kesalahan yang fatal, perhatikanlah alasan-alasan salah yang membuat seseorang salah memilih dan menikah dengan pasangan hidup yang salah.

1. Kita memilih orang yang salah jika berharap dapat mengubahnya menjadi pribasi yang kita inginkan setelah menikah.
Akan sangat baik jika kita menikah dengan orang yang dapat kita menerima apa adanya. Pada masa pacaran kenalilah karakter, pola pikir, keterampilan si dia dalam berkomunikasi, cara dia berinteraksi, apakah dia pekerja keras atau pemalas, apakah dia orang yang bertekad kuat atau mudah menyerah, apakah kepribadiannya terbuka (ekstrovert) atau tertutup (introvert), hobinya apa, fisiknya lemah atau kuat, dll. Setelah mengetahui hal-hal diatas barulah kita dapat memasuki tahap yang lebih serius, tahap untuk memutuskan bersedia atau tidak menerima semuanya dengan hati yang terbuka.
Jika ada hal-hal “buruk” dalam diri calon pasangan kita, yang kita anggap tidak bisa kita terima karena itu sangat prinsip, sebaiknya kita berpikir ulang untuk meneruskan hubungan itu ke arah yang lebih serius. Misalnya, kita berpacaran dengan orang yang hanya Kristen KTP, sementara kita sangat aktif pelayanan, sebaiknya hal ini dipikirkan ulang. Jangan berpikir bahwa setelah menikah kita bisa mengubah dia menjadi orang yang rohani, yang bersedia masuk ke dalam komunitas orang yang melayani. Pola pikir ini bisa menjadi jebakan bagi kita, bahkan kelak bisa membuat kita menjauh dari Tuhan. “Janganlah kami merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? “ (2 Korintus 6 : 14)
      Contoh lainnya adalah kita sudah tahu bahwa pacar kita seorang pemalas tetapi karena ingin melepas status lajang, kita nekat menikah dengannya. Keputusan ini akan menjadi perangkap yang kita pasang untuk menjerat kita sendiri masuk ke dalam kesusahan yang berkepanjangan, yang tidak seharusnya kita jalani.

2. Kita memilih orang yang salah jika lebih fokus pada penampilan fisik, perasaan dan “chemistry” daripada karakter.
Penampilan fisik yang baik berpotensi besar membuat perasaan kita tertarik terhadap seseorang, bahkan menimbulkan “chemistry” yang kuat dan itu natural! Biasanya kalau sudah demikian, perasaan akan berperan lebih dominan daripada logika. Seharusnya kita lebih mementingkan karakter daripada penampilan lahiriah. Di dalam mebangun sebuah pernikahan yang kuat, kematangan karakter jauh lebih penting daripada penampilan fisik dan “chemistry”, walaupun kedua hal ini tidak bisa diabaikan.
Keempat sifat ini bisa menunjukan kematangan karakter seseorang.
-          Kerendahan hati.
Apakah si dia memiliki kerendahan hati? Kerendahan hati akan nyata tatkala kita masuk dalam sebuah konflik, diamana kedua belah pihak bisa keluar dari situasi itu jika ada yang mengalah. Tidak peduli siapa yang salah atau benar, tetapi respon yang ditunjukan akan memperlihatkan kerendahan hati calon pasangan hidup kita.
Mengapa kita butuh pasangan yang rendah hati? Karena pernikahan sarat dengan masalah dan perbedaan, yang berpotensi menimbulkan konflik. Konflik antar pasangan harus diselesaikan sedapat-dapatnya sebelum mengakhiri hari dan ini membutuhkan kerendahan hati. Kalau tidak diselsaikan secara tuntas konflik itu akan terakumulasi dan bisa menjadi bom waktu yang berujung pada perceraian. “Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh, tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati.” (Amsal 11 : 2)
-          Baik hati.
Perhatikan apakah dia orang yang suka memberikan “kesenangan” kepada orang lain? Orang suka membahagiakan orang lain akan membahagiakan pasangannya, sebaliknya orang sukacita bersukacita tatkala mebuat orang lain tertekan dan menderita akan membuat hidup pasangannya demikian. Kebaikan hati calon pasangan hidup kita bisa ketahui dari teman-teman atau orang yang kerap berinteraksi dengannya. “Orang yang baik hati akan diberkati, karena ia membagi rezekinya dengan si miskin.” (Amsal 22 : 9)
-          Tanggung jawab.
Karakter ini sangat penting, karena orang yang bertanggung jawablah yang dapat bertahan di dalam keadaan yang sangat sukar sekalipun. Seorang pria akan bertanggung jawab menafkahi dan melindungi keluarga, wanita akan bertanggung jawab mengatur semua keperluan keluarganya. “Ia bangun kalau masih malam lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya, dan membagi-bagikan tugas kepada pelayan-pelayannya perempuan.” (Amsal 18 : 14)
-          Sukacita.
Perhatikan apakah calon pasangan hidup kita orang yang pemurung, suka bersungut-sungut atau orang yang bersukacita. Orang yang memperlihatkan sukacita menunjukan bahwa emosinya lebih stabil, karena orang yang bersukacita dapat menanggung beban. “Orang yang bersemangat dapat menaggung beban penderitaannya, tetapi siapa yang akan memulihkan semangat yang patah?” (Amsal 18 : 14)

3. Kita memilih orang yang salah jika mengutamakan keterlibatan fisik.
Keterlibatan fisik memang secara langsung memang diperlukan, tetapi itu nanti setelah diberkati di hadapan Tuhan dan umatNya. Pria atau wanita yang benar-benar menyayangi pasangannya tentu akan menjaga kehormatan pasangannya. Karena itu tidak perlu ada alasan “test drive” untuk mengetahui apakah calon pasangannya “compatible” atau cocok secara fisik.
Dari semua studi yang dilakukan pada perceraian, ketidakcocokan dalam arena intim ini sangat kecil, bahkan hampir tidak pernah dikutip sebagai alasan utama mengapa orang bercerai. Jadi pastikan bahwa kita akan menikah dengan orang yang menghargai dan menjaga kehormatan sampai kita diberkati didepan altar, yang tidak menuntut keterlibatan fisik sebelum tiba waktunya. “Kusumpahi kamu, putrid-putri Yerusalem, demi kijang-kijang atau demi rusa-rusa betina di padang; jangan kamu membangkitkan dan menggerakan cinta sebelum diinginkannya!” (Kidung Agung 3 : 5)

4.   Kita memilih orang yang salah jika tidak memiliki hubungan emosional yang mendalam dengan calon pasangan hidup.
Kita memilih orang yang salah menjadi pendamping hidup jika memilih seseorang yang seringkali kita merasa tidak nyaman secara emosional ketika bersamanya. Jika kita takut untuk mengungkapkan perasaan, keinginan dan pendapat secara terbuka, itu menunjukan masih belum terjalin hubungan emosional yang sehat. Untuk menguji hal ini, tanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut kepada diri sendiri! Apakah saya merasa tenang, damai sejahtera dan bisa santai dengan orang ini? Dapatkah saya sepenuhnya menjadi diri sendiri dan mengekspresikan diri ketika bersama orang ini? Apakah orang ini bisa membuat saya memandang diri saya lebih baik? Tentu sanagt baik jika orang menikah dengan kita adalah orang yang bisa membuat kita merasakan damai sejahtera dibanyak kesempatan, walaupun sarat dengan perbedaan. Aspek lain dari hubungan emosional yang sehat adalah : tidak mencoba untuk mengontrol hidup calon pendamping kita dan sebaliknya. Ada perbedaan besar antara “mengendalikan” dan “memberi saran”. Saran diberi untuk keuntungan atau membangun kehidupan kita, sedangkan kontrol dilakukan untuk keuntungan si pemberi kontrol. “Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan. (1 Tesalonika 5 : 11)

5.   Kita memilih orang yang salah jika tidak saling berbagi tujuan hidup dan prioritas.
“Jodoh” adalah dua pribadi yang mampu berbagi pemahaman yang sama tentang tujuan hidup, prioritas dan nilai-nilai hidup. Setelah menikah, idealnya kedua pribadi yang bersatu tumbuh bersama didalam mencapai tujuan hidup dan prioritas itu. Karena itu pada masa pacaran sangat baik jika kita mulai menyamakan tujuan dan prioritas dalam hidup, supaya didalam menjalani pernikahan yang sarat dengan perbedaan kita dapat menyesuaikan diri dengan apa yang sudah kita diskusikan atau sepakati.

6.   Kita akan memilih orang yang salah jika ingin menikah sebagai upaya melarikan diri dari masalah pribadi atau ketidakbahagiaan.
Jika kita tidak bahagia dalam menjalani hidup dimasa single/lajang, ada kemungkinan tidak akan bahagia saat menikah. Pernikahan bukan solusi untuk memperbaiki kehidupan pribadi, psikologis atau emosional seseorang, justru bisa memperburuk karena harus menjalani masa penyesuaian yang sarat dengan masalah dan perbedaan, yaitu perbedaan keyakinan, tujuan, nilai-nilai, gaya hidup, dsb. Perbaiki dan berbahagialah selagi kita masih lajang, maka kelak pasangan hidup kit akan berbahagia hidup bersama kita.

7. Kita memilih orang yang salah jika ia sangat bergantung kepada keluarganya.
Ada orang yang secara emosionla sangat bergantung pada ayah/ibu/kakak/adik, tetapi disisi yang lain ia ingin membangun hubungan dengan pasangan hidupnya. Memang kita tidak bisa dipisahkan dari orang tua serta saudara-saudara sedarah, tetapi ketergantungan yang berlebihan kepada mereka akan memberikan akibat yang buruk dalam rumah tangga yang ingin kita bangun. Ketika Yakub menikah dengan Lea dan Rahel, kedua wanita itu melepaskan ketergantungan mereka terhadap keluarganya dan berkomitmen untuk lebih erat kepada suaminya, meskipun mereka hidup dengan orang tuanya. Jika calon pendamping hidup kita tidak mampu bersikap tegas terhadap campur tangan orang tuanya yang diluar batas, maka kelak ia akan mengalami kendala untuk mencintai kita.

MEMUTUSKAN UNTUK MEMILIH PASANGAN HIDUP YANG TEPAT
Karakter adalah dasar dari setiap hubungan yang sehat. Kunci untuk memilih pasangan hidup yang tepat adalah mencari seseorang yang berkarakter baik. Karakter akan menentukan cara seseorang memperlakukan dirinya, pasangannya dan anak-anaknya. Lalu, apa yang  harus kita perhatikan dalam memilih pasangan hidup? Bagaimanakah kita mengetahui bahwa diaa adalah orang yang tepat untuk dinikahi? Perhatikan 6 kriteria di bawah ini!

1.   Komitmen terhadap pertumbuhan pribadinya.
Jika kita mampu menemukan seseorang yang memiliki komitmen terhadap pertumbuhan rohani pribadinya, berarti kita telah meraih setengah dari pernikahan yang bahagia. Komitmen terhadap pertumbuhan rohani artinya, dia berusaha hidup sesuai dengan prinsip-prinsip firman dan melakukannya. Dia juga benar-benar yakin bahwa Alkitab adalah satu-satunya sumber iman baginya. Firman akan membuatnya hidup dalam kasih, mengampuni, bisa menerima kelemahan dan kelebihan pasangannya (1 Yohanes 4 : 7, 12)

2.   Keterbukaan emosional.
Ada banyak pernikahan yang tidak bahagia karena salah satu pasangan memiliki latar belakang menyakitkan yang menyebabkan dia tertutup secara emosional. Jika orang tuanya tidak pernah mengatakan bahwa mereka mengasihinya, kemungkinan ia tidak mampu mengungkapkan bahwa ia mampu mengasihi kita. Jika dia sangat terluka oleh mantan kekasihnya di masa lalu dan belum dipulihkan, akan sangat sulit baginya untuk menunjukan perhatiannya kepada kita. Kita tidak akan menikmati kebahagiaan jika tinggal bersama seseorang yang tidak mampu berbagi perasaan dengan orang yang dikasihinya. Karena itu kita perlu berdoa untuk mendapatkan seseorang yang sudah dipulihkan dan mampu menunjukan kasihnya kepada semua orang.

3.   Berintegritas.
Agar suatu hubungan dapat berjalan baik, kejujuran dan sikap yang dapat dipercaya harus dibangun menjadi fondasinya. Mengetahui bahwa si dia dapat dipercaya memberi rasa aman tersendiri bagi kita. Apabila kita selalu ketakutan, jangan-jangan si dia bohong, itu akan membuat kita menanggung kekhawatiran yang berkepanjangan. Jika kita meragukan integritasnya, maka kita akan kehilangan rasa hormat terhadapnya; kita tidak dapat memercayai perkataan dan tindak tanduknya, dan hal ini adalah masalah! Oleh karena itu, pilihlah pasangan hidup yang berintegritas. Walaupun sulit, tanamkanlah dalam hati bahwa mendapat pasangan hidup yang berintegritas berarti mendapat harta terpendam!

4.   Memiliki citra diri yang sehat.
Apa ciri-ciri orang yang citra dirinya sehat? Ia tahu bahwa dirinya sangat berharga didalam Kristus. Ia akan merawat dirinya dengan baik karena ia mampu mengasihi dirinya.

5.   Bersikap positif dalam hidup.
Orang yang positif menciptakan hubungan yang positif. Orang yang negatif menciptakan hubungan yang negatif. Itu sebabnya menikah dengan orang yang negatif berarti memutuskan untuk hidup dalam kesukaran. “Lebih baik tinggal pada sudut sotoh rumah daripada diam serumah dengan perempuan yang suka bertengkar.” (Amsal 21 : 9)

6.   Ada perasaan tertarik.
Tanpa perasaan tertarik kita tidak akan pernah jatuh cinta. Mungkinkah kita memiliki pernikahan yang bahagia dengan seseorang yang tidak menarik hati kita? Rasanya tidak! Jatuh cinta dengan seorang sahabat akan menjadi pengalaman yang luar biasa dalam hidup seseorang. Survey membuktikan bahwa pasangan yang menjalin persahabatan terlebih dahulu, kemudian meningkat ke hubungan sebagai pasangan akan mengalami pernikahan yang lebih sukses dan memuaskan.

Diatas semuanya itu, berdoalah dengan sungguh hati sebelum kita memutuskan dengan siapa akan menikah. Doa adalah langkah pertama dan terutama yang harus diambil ketika seorang pengikut Kristus ingin memilih pasangan hidupnya. Tentu Tuhan akan memberi hikmat dan tuntutan bagi orang yang mencari wajahNya dengan sungguh-sungguh. Ya, berdoalah supaya dapat memilih pasangan hidup dengan bijaksana!
(1 Yohanes 4 : 7, 12)
 





Sunday, September 11, 2011

KESETIAAN TIDAK AKAN MENGGANTI PENDERITAAN KITA

(Bagian dari Khotbah Berseri MEMBANGUN KECERDASAN HIDUP MENUJU KEDEWASAAN ROHANI)
Oleh : Pdt. BASTIAN ONDI, Th.M*)
Referensi : Mazmur 119

Kebanyakan orang Kristen berpikir bahwa setelah kita percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadi maka semua masalah dalam kehidupan yang kita alami akan otomatis selesai begitu saja atau dengan kata lain kita tidak akan mengalami masalah lagi dalam hidup ini. Ini adalah pemahaman yang keliru, sebenarnya penderitaan dan kesusahan yang kita alami adalah bagian dari panggilan kita sebagai orang percaya.

Kesusahan sengaja diadakan oleh Tuhan Allah dalam kehidupan orang Kristen supaya percaya sepenuhnya kepada-Nya. Coba kita lihat apa yang dialami oleh kita pada umumnya, pada saat kita sehat, mempunyai uang yang cukup banyak, memperoleh kenaikan pangkat, atau mengalami banyak hal yang menyenangkan kita sering lupa untuk mengucap syukur dan berterima kasih, tetapi saat kita sakit pasti kita akan berdoa dan mulai membaca Alkitab serta merenungkannya.

Ada 3 (tiga) kesusahan yang datangnya dari Tuhan Allah, yaitu :
1.       Tuhan Allah sengaja membuat kesusahan dan penderitaan dalam kehidupan orang percaya.
2.       Tuhan Allah membiarkan kesusahan dan penderitaan terjadi dalam hidup orang percaya.
3.       Tuhan Allah seringkali membiarkan kesusahan dan penderitaan terjadi dalam hidup orang percaya.
Dalam ayat 75,”Aku tahu, ya TUHAN, bahwa hukum-hukum-Mu adil, dan bahwa Engkau telah menindas aku dalam kesetiaan.”
Jadi, kesetiaan kepada Tuhan Allah tidaklah mengganti penderitaan kita.

Dan didalam ayat 85, 86, 87, 88, 89, 107, 109, 110, 153, 167, 169, 170, 173, 175, 176 menulis bahwa Tuhan Allah mengijinkan kesengsaraan, kesusahan dan penderitaan datang dalam diri pemazmur tetapi pemazmur tetap berpegang kepada Firman Allah.
Doa yang pemazmur ucapkan benar-benar menunjukan bahwa Tuhan Allah lah yang berhak atas hidup ini serta mengijinkan semuanya terjadi sehingga apapun yang dialami pemazmur, pemazmur  tetap percaya kepada Tuhan Allah.

Kesengsaraan, kesusahan dan penderitaan membuat otak kita menjadi tidak berpikir panjang. Kadang berdoa sebentar, manangis sebentar, mengeluh sebentar dan menggerutu lagi, seakan-akan harapan ini tidak ada. Tetapi lihat didalam Alkitab yang menunjukan kesetiaan kepada Tuhan Allah tidak mengganti penderitaan yang dialami, seperti Abraham, Ayub, Yusuf, Yeremia atau Rasul Paulus. Tuhan Allah mau agar kita sepenuhnya berharap kepada-Nya dalam situasi apapun, karena Tuhan Allah sangat mengasihi kita sehingga apapun yang kita alami selalu mendatangkan kebaikan.

Tuhan memberkati...

“TUHAN adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.
(Ratapan 3 : 24)
 
*) Wakil Ketua Sinode Gereja Injili Di Indonesia (GIDI); Gembala Sidang Jemaat GIDI El-Shaddai Sentani, Jayapura.

Wednesday, June 1, 2011

FILOSOFI DASAR DALAM HIDUP

Suatu hari seorang bapak tua hendak menumpang bus. Pada saat ia menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan. Lalu pintu tertutup dan bus mulai bergerak, sehingga ia tidak bisa memungut sepatu yang terlepas tadi. Si bapak tua itu dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya keluar jendela.

Seorang pemuda yang duduk dalam bus melihat kejadian itu, dan bertanya kepada si bapak tua, "Aku memperhatikan apa yang Anda lakukan Pak. Mengapa Anda melemparkan sepatu Anda yang sebelah juga ?" Si bapak tua menjawab, "Supaya siapapun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya."
Si bapak tua dalam cerita di atas memahami filosofi dasar dalam hidup - jangan mempertahankan sesuatu hanya karena kamu ingin memilikinya atau karena kamu tidak ingin orang lain memilikinya.


Kita kehilangan banyak hal di sepanjang masa hidup. Kehilangan tersebut pada awalnya tampak seperti tidak adil dan merisaukan, tapi itu terjadi supaya ada perubahan positif yang terjadi dalam hidup kita.
Kalimat di atas tidak dapat diartikan kita hanya boleh kehilangan hal-hal jelek saja. Kadang, kita juga kehilangan hal baik.

Ini semua dapat diartikan :
supaya kita bisa menjadi dewasa secara emosional dan spiritual, pertukaran antara kehilangan sesuatu dan mendapatkan sesuatu haruslah terjadi.

Seperti si bapak tua dalam cerita, kita harus belajar untuk melepaskan sesuatu. Tuhan sudah menentukan bahwa memang itulah saatnya si bapak tua kehilangan sepatunya. Mungkin saja peristiwa itu terjadi supaya si bapak tua nantinya bisa mendapatkan sepasang sepatu yang lebih baik.
Satu sepatu hilang. Dan sepatu yang tinggal sebelah tidak akan banyak bernilai bagi si bapak. Tapi dengan melemparkannya ke luar jendela, sepatu itu akan menjadi hadiah yang berharga bagi gelandangan yang membutuhkan.

Berkeras hati & berusaha mempertahankannya tidak membuat kita atau dunia menjadi lebih baik. Kita semua harus memutuskan kapan suatu hal, suatu keadaan atau seseorang masuk dalam hidup kita, atau kapan saatnya kita lebih baik bersama yang lain.
Pada saatnya, kita harus mengumpulkan keberanian untuk melepaskannya. Karena tiada badai yang tak berlalu. Tiada Pesta yang tak pernah Usai. Semua yang ada didunia ini tiada yang abadi.

Monday, May 16, 2011

Aku Bertanya Kepada TUHAN

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak kaya...
Lalu Dia menunjukan seorang pria dengan banyak harta, tetapi hidup kesepian, dan tidak memiliku siapapun untuk berbagi.

Aku bertanya kepada tuhan, mengapa aku tidak cantik...
Lalu Dia menunjukan seorang wanita dengan kecantikan yang melebihi lainnya, tetapi memiliki karakter yang buruk.

Aku bertanya kepada tuhan, mengapa Ia membiarkan aku menjadi tua...
Lalu Dia menunjukan seorang anak laki-laki berusia 16 tahun sedang terbujur kaku, meninggal karena kecelakaan mobil.

Aku bertanya kepada tuhan, mengapa aku tidak memiliki rumah besar...
Lalu Dia menunjukan sebuah keluarga yang beranggotakan 6 orang, baru saja di usir dari rumahnya yang kecil sesak... dan terpaksa tinggal dijalanan.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku harus bekerja...
Lalu Dia menunjukan seorang pria, yang tidak bisa menemukan satu pekerjaan pun. Karena tidak pernah memiliki kesempatan untuk belajar membaca.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak menjadi orang terkenal...
Lalu Dia menunjukan seorang yang memiliki banyak sahabat, tetapi semuanya pergi ketika orang itu tidak memiliki harta lagi.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak pintar...
Lalu Dia menunjukan seorang yang terlahir jenius, tetapi dipenjara karena menyalahgunakan kepintarannya untuk kejahatan.

Aku bertanya kepada Tuhan,
mengapa Ia begitu sabar dengan orang yang tidak bisa bersyukur seperti aku...
Dia lalu menunjukan AlkitabNya...Dia menunjukan Anaknya,
yang telah mengambil alih tempatku di Kalvari.

Aku tahu sekarang betapa besar Ia mengasihiku...
Dan itu sudah cukup bagiku....
^_^

Perbedaan Suka, Sayang, Cinta

Saat kau MENYUKAI seseorang, kau ingin memilikinya untuk keegoisanmu sendiri.
Saat kau MENYAYANGI seseorang, kau ingin sekali membuatnya bahagia dan bukan untuk dirimu sendiri.
Saat kau MENCINTAI seseorang, kau akan melakukan apapun untuk kebahagiaannya walaupun kau harus mengorbankan jiwamu.

Saat kau MENYUKAI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan bertanya,"Bolehkah aku menciummu?"
Saat kau MENYAYANGI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan bertanya,"Bolehkah aku memelukmu?"
Saat kau MENCINTAI seseorang dan berada di sisinya maka kau akan menggenggam erat tangannya...

SUKA adalah saat ia menangis, kau akan berkata "Sudahlah, jangan menangis."
SAYANG adalah saat ia menangis dan kau akan menangis bersamanya.
CINTA adalah saat ia menangis dan kau akan membiarkannya menangis di pundakmu sambil berkata, "Mari kita selesaikan masalah ini bersama-sama."

SUKA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata, "Ia sangat cantik dan menawan."
SAYANG adalah saat kau melihatnya kau akan melihatnya dari hatimu dan bukan matamu.
CINTA adalah saat kau melihatnya kau akan berkata, "Buatku dia adalah anugerah terindah yang pernah Tuhan berikan padaku.."

Pada saat orang yang kau SUKAi menyakitimu, maka kau akan marah dan tak mau lagi bicara padanya.
Pada saat orang yang kau SAYANGi menyakitimu, engkau akan menangis untuknya.
Pada saat orang yang kau CINTAi menyakitimu, kau akan berkata, Tak apa dia hanya tak tau apa yang dia lakukan."

Pada saat kau SUKA padanya, kau akan MEMAKSANYA untuk menyukaimu.
Pada saat kau SAYANG padanya, kau akan MEMBIARKANNYA MEMILIH.
Pada saat kau CINTA padanya, kau akan selalu MENANTINYA dengan setia dan tulus...

SUKA adalah kau akan menemaninya bila itu menguntungkan.
SAYANG adalah kau akan menemaninya di saat dia membutuhkan.
CINTA adalah kau akan menemaninya di saat bagaimana keadaanmu.

SUKA adalah hal yang menuntut.
SAYANG adalah hal memberi dan menerima.
CINTA adalah hal yang memberi dengan rela.

Saturday, May 14, 2011

Dipilih Menjadi Keluarga Allah

Roma 3:23-24
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.

Keselamatan yang Anda alami bukanlah sebuah kebetulan. Tuhan telah memilih Anda jauh sebelum Anda memilih-Nya. Dialah inisiator pertama. Dalam Alkitab terjemahan Kabar Baik dikatakan seperti ini: “Anda dipilih sesuai dengan tujuan Allah.”

Mengapa Tuhan memilih Anda dan saya untuk menjadi bagian dari keluarga-Nya? Karena Dia adalah Tuhan yang hakekatnya adalah kasih. Dia adalah Tuhan yang penuh kasih karunia. Semakin Anda menyelami kasih-Nya, Anda akan semakin terkagum-kagum kepada-Nya. Apakah Anda layak untuk diselamatkan? Tidak sama sekali. Apakah Anda layak masuk sorga? Tidak mungkin. Apakah Anda cukup baik untuk menjadi bagian dari keluarga Allah? Tidak. Namun sekalipun demikian, Dia tetap memilih Anda. Dan hal itu adalah sebuah kabar baik bagi kita.

Atas dasar apakah Tuhan memilih kita? 1 Petrus 1:3 berkata, “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan.” Tuhan memilih kita berdasarkan kasih dan rahmat-Nya yang besar, bukan berdasarkan apa yang kita lakukan.

Dengan kekuatan kita, maka kita tidak mungkin diselamatkan. Kita tidak akan cukup baik, kita tidak akan pernah mencapai standar kesempurnaan-Nya. Keselamatan yang kita terima hanya karena kasih karunia Tuhan saja. Tuhan sang Pencipta Alam Semesta berkata, “Aku ingin kamu menjadi bagian dari keluarga-Ku.” Jika hal ini tidak membuat Anda bersemangat, maka Anda harus memeriksa urat nadi Anda. Tapi jika Anda masih hidup dan bernafas hari ini, maka bersukacitalah atas keselamatan yang telah Ia karuniakan dalam hidup Anda.

Karena pengorbanan Kristus, Anda telah dilayakkan untuk menjadi anak Allah.

Memburu Tuhan

Mazmur 105:4
Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!

Apakah Anda seorang pemburu Tuhan atau malah orang yang terpenjara dalam masa lalu? Sering kali kita berkata bahwa kita adalah para “pencari” Tuhan, namun tidak pernah kita sadari sedang terbelenggu oleh dosa dan beban di masa lalu sehingga hanya berkeliaran tanpa arah dan tidak pernah menjangkau Tuhan.

Yesaya 55:6 berkata, “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!” Mencari Tuhan adalah sebuah perintah, bukan pilihan. Anda harus mencari Tuhan, karena hal itu adalah sebuah kebutuhan yang harus terpenuhi. Tanpa Tuhan, hidup Anda akan terasa kosong. Tuhan adalah satu-satunya pribadi yang dapat memenuhi rasa kosong dalam hati Anda.

Untuk dapat menemukan Tuhan, caranya sangat mudah:

"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus?"

"Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu.” Mazmur 24:3-4

Kekudusan adalah saratnya, “sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” (I Petrus 1:16). Bagaimanakah agar kita bisa menjadi kudus? Lukas 11:2 menegaskan hal ini, “dan Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran.” Kebenaran dalam Yesus Kristus, itulah yang menguduskan kita agar kita layak menghadap tahta Allah.

Jika selama ini Anda sering diintimidasi oleh masa lalu dan dosa serta beban yang menindih, mari datanglah pada Yesus dan bebaskan diri Anda.

Anda telah dimerdekakan melalui karya salib Kristus, dan Anda dapat bebas menghadap Tuhan.

Thursday, May 5, 2011

Bersyukurlah Atas Pintu-pintu Yang Tertutup


Belajarlah untuk memuji Tuhan sebanyak mungkin ketika sebuah pintu tertutup bagi kita, sama seperti ketika sebuah pintu dibukakan bagi kita. Alasan Allah menutup pintu-pintu adalah karena DIA tidak menyediakan sesuatu bagi kita di balik pintu itu.

Jika DIA tidak menutup pintu yang salah, kita tidak pernah menemukan pintu yang benar, Allah mengarahkan jalan kita melalui pintu-pintu yang tertutup dan terbuka. Ketika satu pintu ditutup, kita akan terdorong untuk mengubah rencana kita.

Pintu yang tertutup lainnya akan memaksa kita untuk mengubah rencana lagi.
Hingga akhirnya kita menemukan pintu yang terbuka dan kita melangkah menuju berkat-berkat bagi kita.

Allah mengarahkan jalan-jalan kita melalui pintu-pintu yang terbuka dan tertutup, namun biasanya bukannya memuji DIA karena pintu yang tertutup ( yang justru menghindarkan kita dari masalah ) kita sering kali menjadi marah karena kita " menilai atas apa yang tampak saja".

Kita selalu medapat pertolongan segera pada saat diperlukan. Karena DIA berjalan di atas kepala kita, DIA dapat melihat masalah yang ada di sepanjang jalan yang akan kita lalui, lalu DIA membangun penghambat jalan di sana atau bahkan membuat jalan berkelok. Namun karena kebodohan kita, kita mencoba menghancurkan penghambat jalan atau menyingkirkan tanda melalui jalan berkelok.

Kemudian, pada saat kita menghadapi masalah, kita mulai menangis "Tuhan, mengapa Engkau melakukan hal ini padaku ?" Kita harusnya menyadari bahwa pintu yang tertutup dapat merupakan suatu berkat. Tidakkah dikatakanNYA bahwa tidak ada kebaikan yang akan disembunyikan dari orang yang mencintaiNYA ?

Jika engkau di-PHK dari pekerjaanmu
- pujilah Tuhan karena kesempatan
- kesempatan baru yang akan muncul
- bisa saja suatu pekerjaan baru atau sekolah lagi.

Jika seorang pria atau wanita tidak menyambut hatimu
- mungkin bukan karena mereka sendiri, tapi mungkin Tuhan
yang mengatur sebuah penghambat jalan ( relakanlah ).

Kita kadang-kadang dapat merangkap diri kita dalam keraguan dan kekecewaan karena menilai apa yang tampak saja. Aku sungguh bergembira karena banyak kali Bapa Kita telah
menutup pintu-pintu bagiku hanya untuk membukakan pintu dalam tempat yang tak terduga.

Allah tidak akan selalu mengatakan dengan kata-kata :
"belok ke kiri, lalu ke kanan" .....kadang- kadang DIA hanya akan menutup pintu-pintu yang salah.

"FirmanMU adalah pelita bagi kakiku, dan terang bagi jalanku" Mazmur 119 : 105
"Langkah orang benar dipimpin oleh Tuhan; dan DIA akan menerangi jalannya" (Mazmur 37 : 23)