My Page Views

Monday, August 23, 2010

Mendengar dan berbicara

Yakobus 1:19-20 Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.

Ada dua point penting yang ditekankan oleh Rasul Yakobus dalam ayat ini, yaitu mendengarkan dan berkata-kata. Mendengar dan berkata-kata adalah dua hal penting yang akan mempengaruhi sosialisasi manusia karena kedua hal ini adalah alat yang di pergunakan untuk berkomunikasi. Mendengar adalah menangkap apa yang ada dalam hati orang lain yang di ungkapkan melalui kata-kata, berkata-kata adalah mengungkapkan apa yang ada dalam hati melalui mulut/lidah.

Bila kedua alat ini dipergunakan dengan baik maka baiklah hubungan sosial, namun bila di pergunakan dengan tidak baik maka buruklah hubungan sosial. Tidak jarang sering terjadi peperangan, pertengkaran, keributan dan kericuhan karena kedua alat ini.Suasana damai dan tenteram bisa hilang dan menjadi kacau karena kedua alat ini. Oleh sebab itu maka kita harus memperhatikan sekali bagaimana kita menggunakan kedua alat itu.

1. Mendengar
Untuk menjadi pendengar yang baik sangat dibutuhkan kesabaran karena keegoisan membuat manusia selalu menempatkan diri hanya ingin di dengar. Mari kita perhatikan di sekeliling kita, ketika terjadi perdebatan, lama kelamaan suara kedua belah pihak semakin keras dan semakin keras. Akhirnya terjadi keributan bahkan perkelahian. Mengapa demikian? Itu karena masing-masing pihak ingin di dengar, tidak mau mendengar. Ketika suara yang satu berbicara tidak didengar maka ia akan lebih mengeraskan suaranya dengan maksud agar didengar oleh pihak lawan. Bagaimana seandainya salah satu pihak memiliki cukup kesabaran dan mau mendengar perkataan pihak lain, maka pertengkaran dan keributan tidak akan terjadi. Itulah sebabnya Yakobus meminta kita untuk cepat mendengar, artinya kita harus berusaha menempatkan diri sebagai pendengar terlebih dahulu sebelum berbicara. Jika masing-masing orang mau mendengar terlebih dahulu maka pertengkaran dapat di cegah.

Dalam rumah tangga, pertengkaran dan tidak jarang perceraian terjadi hanya karena masalah ini. Masing-masing pihak tidak mau bersabar untuk mendengarkan. Masing-masing hanya ingin di dengarkan, akibatnya sumber masalah pertengkaran tidak terselesaikan malah muncul masalah baru yang membuat perseteruan semakin dalam.

Saudaraku, dalam hal mendengar, tidak cukup sekedar mendengar saja. Lukas 8:10, 18 menolong kita bagaimana mendengarkan yang benar. Kita perhatikan ayat dibawah.

Lukas 8:10 Lalu Ia menjawab: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberitakan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti.

Lukas 8:18a Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar.

Ayat 10 menjelaskan ada orang yang mau mendengar namun tidak mengerti. Yang di harapkan dari mendengar adalah untuk mengerti. Oleh sebab itu pada ayat 18 ditekankan bagaimana cara kita mendengar. Cara kita mendengar akan menentukan kita bisa mengerti apa tidak.

Ketika terjadi perdebatan ada orang yang diam seolah-olah mendengar namun sebenarnya dia mendengar tidak dengan tulus mendengar. Ditengah-tengah ke”diaman”nya dia sedang menyusun strategi untuk menyerang balik. Cara demikian tidaklah benar karena tidak akan menyelesaikan masalah. Oleh sebab itu mendengarlah dengan seksama dan berusahalah bersabar dan mengerti satu dengan yang lainnya sehingga pertengkaran dapat di hindari.

2. Berkata-kata.
Yakobus 3:8 mencatat bahwa lidah adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai dan penuh racun yang mematikan. Mengapa Yakobus berkata demikian? Karena secara fakta banyak kehancuran terjadi disebabkan oleh lidah. Maka tidak heran Amsal 18:21 berkata hidup mati dikuasai lidah.

Lidah yang tidak dikuasai akan membuat kekacauan dimana-mana. Itulah sebabnya Yakobus meminta kita untuk lambat berkata-kata. Sebelum mengatakan sesuatu pikirkanlah terlebih dahulu apakah hal itu perlu dikatakan atau tidak, apakah jika hal itu dikatakan akan menyakiti hati yang mendengar atau tidak. Ketika terjadi perbedaan pandangan janganlah cepat berkata-kata, lebih baik menahan diri dan mendengar dengan sabar karena semakin banyak berkata-kata akan semakin banyak pula kesalahan yang akan terjadi.

Amsal 10:19 Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.

Lalu bagaimana sikap kita dalam menghadapi perbedaan pendapat? Jangan berdebat, “berdiam dirilah” dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Berdoalah satu terhadap yang lain, ijinkan Tuhan yang menyelesaikannya. Berdebat dan bertengkar tidak akan menyelesaikan masalah.

Yesaya 30:15 Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."

Tuhan Yesus memberkati. Amin

No comments:

Post a Comment