My Page Views

Sunday, September 11, 2011

KESETIAAN TIDAK AKAN MENGGANTI PENDERITAAN KITA

(Bagian dari Khotbah Berseri MEMBANGUN KECERDASAN HIDUP MENUJU KEDEWASAAN ROHANI)
Oleh : Pdt. BASTIAN ONDI, Th.M*)
Referensi : Mazmur 119

Kebanyakan orang Kristen berpikir bahwa setelah kita percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadi maka semua masalah dalam kehidupan yang kita alami akan otomatis selesai begitu saja atau dengan kata lain kita tidak akan mengalami masalah lagi dalam hidup ini. Ini adalah pemahaman yang keliru, sebenarnya penderitaan dan kesusahan yang kita alami adalah bagian dari panggilan kita sebagai orang percaya.

Kesusahan sengaja diadakan oleh Tuhan Allah dalam kehidupan orang Kristen supaya percaya sepenuhnya kepada-Nya. Coba kita lihat apa yang dialami oleh kita pada umumnya, pada saat kita sehat, mempunyai uang yang cukup banyak, memperoleh kenaikan pangkat, atau mengalami banyak hal yang menyenangkan kita sering lupa untuk mengucap syukur dan berterima kasih, tetapi saat kita sakit pasti kita akan berdoa dan mulai membaca Alkitab serta merenungkannya.

Ada 3 (tiga) kesusahan yang datangnya dari Tuhan Allah, yaitu :
1.       Tuhan Allah sengaja membuat kesusahan dan penderitaan dalam kehidupan orang percaya.
2.       Tuhan Allah membiarkan kesusahan dan penderitaan terjadi dalam hidup orang percaya.
3.       Tuhan Allah seringkali membiarkan kesusahan dan penderitaan terjadi dalam hidup orang percaya.
Dalam ayat 75,”Aku tahu, ya TUHAN, bahwa hukum-hukum-Mu adil, dan bahwa Engkau telah menindas aku dalam kesetiaan.”
Jadi, kesetiaan kepada Tuhan Allah tidaklah mengganti penderitaan kita.

Dan didalam ayat 85, 86, 87, 88, 89, 107, 109, 110, 153, 167, 169, 170, 173, 175, 176 menulis bahwa Tuhan Allah mengijinkan kesengsaraan, kesusahan dan penderitaan datang dalam diri pemazmur tetapi pemazmur tetap berpegang kepada Firman Allah.
Doa yang pemazmur ucapkan benar-benar menunjukan bahwa Tuhan Allah lah yang berhak atas hidup ini serta mengijinkan semuanya terjadi sehingga apapun yang dialami pemazmur, pemazmur  tetap percaya kepada Tuhan Allah.

Kesengsaraan, kesusahan dan penderitaan membuat otak kita menjadi tidak berpikir panjang. Kadang berdoa sebentar, manangis sebentar, mengeluh sebentar dan menggerutu lagi, seakan-akan harapan ini tidak ada. Tetapi lihat didalam Alkitab yang menunjukan kesetiaan kepada Tuhan Allah tidak mengganti penderitaan yang dialami, seperti Abraham, Ayub, Yusuf, Yeremia atau Rasul Paulus. Tuhan Allah mau agar kita sepenuhnya berharap kepada-Nya dalam situasi apapun, karena Tuhan Allah sangat mengasihi kita sehingga apapun yang kita alami selalu mendatangkan kebaikan.

Tuhan memberkati...

“TUHAN adalah bagianku,” kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-Nya.
(Ratapan 3 : 24)
 
*) Wakil Ketua Sinode Gereja Injili Di Indonesia (GIDI); Gembala Sidang Jemaat GIDI El-Shaddai Sentani, Jayapura.

No comments:

Post a Comment