My Page Views

Monday, March 14, 2011

Maju Dengan Iman

Iman dapat terlena apabila kita hanya terfokus pada kenyamanan diri sendiri, dan bukan pada rencana Tuhan. Abraham tidak jatuh ke dalam perangkap ini. Ia bersedia mempertaruhkan kenyamanan itu untuk hal yang belum diketahuinya dan menerima banyak berkat.

Hidup dengan iman adalah jawaban yang tepat ketika Allah memanggil Anda untuk maju. Panggilan Allah dapat terjadi di segala usia dan situasi. Abraham berusia 75 tahun ketika ia memulai perjalanannya. Daud sedang menjadi anak gembala ketika ia diurapi menjadi raja (I Samuel 16:11-13). Paulus bertemu Tuhan ketika ia dalam perjalanan ke Damsyik untuk menganiaya orang percaya Yahudi. Setelah bertobat, ia menjadi utusan Tuhan bagi orang non-Yahudi (Kisah Para Rasul 9:1-6). Panggilan kita mungkin tidak sedramatis itu, tetapi selalu membutuhkan langkah maju dengan iman.
Kejadian 12:1-20

Ikut Tuhan juga akan meliputi saat-saat ujian. Abraham, seperti halnya kita, juga mengalami keberhasilan maupun kegagalan. Panggilannya yang pertama untuk meninggalkan negerinya dihadapinya dengan iman yang teguh dan tindakan segera. Karenanya, Tuhan menjanjikan berkat besar baginya dan keturunannya. Tetapi, saat menghadapi kelaparan, sikap Abraham berbeda: ia pergi ke Mesir dan berbohong kepada raja Firaun tentang relasinya dengan Sarah, istrinya. Sikap kita dalam menanggapi perintah Allah sangat penting. Kita dapat membawa berkat, atau malah penderitaan, dengan tindakan kita.

Menaati Allah dapat membuat tidak nyaman. Orang-orang di sekitar kita mungkin mempertanyakan motif kita, atau tidak setuju dengan keputusan kita. Dan kita sendiri mungkin tidak ingin menuruti perintah-Nya. Tetapi iman akan tetap membuat kita melangkah maju dengan patuh. Iman membuat kita dapat terus maju dan mengalami berkat-berkat yang akan ditemukan dalam relasi kita dengan Kristus.

No comments:

Post a Comment