Oleh : Pdt. Bastian Ondi, Th.M *)
I.
PENDAHULUAN
1.
Tujuan Materi
-
Untuk lebih mengenal siapa dan
seperti apa serta bagaimana seharusnya perempuan itu menurut Alkitab.
-
Perempuan akan lebih
mengetahui hak-haknya, posisinya dalam hubungannya dengan laki-laki dan hal-hal
rohani, dengan demikian diharapkan lebih meningkatkan perannya didalam hal
keselamatan manusia seutuhnya, baik dirumah, Gereja dan komunitas.
2.
Profil perempuan ialah gambaran
umum tentang siapa perempuan, seperti apa dia dan bagaimana dinilai (menurut
Alkitab).
3.
Setiap perempuan itu unik, khas dan
berbeda. Ini tidak berarti bahwa kurang sempurna. Dengan materi ini daharapkan
agar mereka boleh menghargai keunikan dan menerima kedudukannya dengan penuh
keyakinan serta percaya diri.
II.
IDENTITAS
SEORANG PEREMPUAN
Identitas seorang
perempuan dijalankan didalam kitab Kejadian pasal 2 dan 3. Identitas ini
melekat pada diri seorang perempuan/wanita ketika diciptakan atau dibentuk dari
tulang rusuk laki-laki/pria.
1.
Seorang Penolong.
Didalam Kejadian 2
: 18 TUHAN Allah berfirman : “Tidak baik,
kalau manusia itu seorang diri saja, Aku akan menjadikan seorang penolong
baginya, yang sepadan dengan dia.”
-
Ungkapan “tidak baik” diungkapakan
oleh Allah setelah 7 kali Ia menyatakan bahwa “Allah melihat semuanya itu baik”
(Kejadian 1 : 4, 10, 12, 18, 21, 25, 31). Menurut TUHAN Allah bahwa “tidak
baik” kalau laki-laki seorang diri
saja.
-
Identitas seorang perempuan sebagai
“penolong” bagi laki-laki sangat berarti. TUHAN tidak pernah bermaksud
menjadikan perempuan sebagai “budak” atau sebagai “yang dipekerjakan”
oleh laki-laki. TUHAN Allah menciptakan perempuan dengan maksud “menolong”
laki-laki.
-
Penolong yang “sepadan” dengan
laki-laki, yang bebrbeda dengan ciptaan TUHAN yang lain. Perempuan diciptakan
untuk menjadi rekan yang menolong laki-laki dan bersama-sama menanggung
tanggung jawab (laki-laki) dan bersama-sama memenuhi maksud Allah.
2.
Perempuan.
Didalam Kejadian 2
: 23 Adam berkata : “Inilah dia, tulang
dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia
diambil dari laki-laki.”
Ia diberi nama
perempuan karena ia berasal dari laki-laki atau bagian dari kehidupan
laki-laki. Karena ia diambil dari laki-laki, maka ada hubungan yang sangat
dekat (intimasi) dengan laki-laki dan membentuk kesatuan yang tak terpisahkan.
Ini tidak menekankan atasan dan bawahan atau tuan dan budak.
3.
Hawa.
Didalam Kejadian 3
: 20 Adam memberi nama Hawa kepada isterinya sebab dialah yang menjadi ibu dari
semua yang hidup.
Menurut etimologi
rakyat, nama ini berasal dari hayyah (hidup), “hayat”, Hawa, Eva (Kejadian 3 :
20). Ini bukanlah symbol dari semua yang hidup tetapi inilah kedudukan (posisi)
yang tertinggi dan merupakan martabat sejati dari seorang perempuan, yaitu
bukan saja sebagai “penolong laki-laki” tetapi ia mendapat kehormatan yang
lebih tinggi yaitu menjadi “Ibu” pertama dari kehidupan manusia untuk “melahirkan
keturunan” (Kejadian 1 : 28; 9 : 1-2) bandingkan juga 1 Timotius 2 : 15; 5
: 14.
Tidak ada sukacita
kesenangan bathin, berkat atau kehormatan lebih tinggi yang dapat diperoleh
oleh seorang perempuan sebagai isteri dan ibu yang melahirkan anak-anak,
membesarkan dan memperkenalkannya pada TUHAN (Titus 2 : 4; 2 Timotius 1 : 5; 3
: 14-15).
Berkat ini adalah
suatu bentuk pelayanan, baik kepada suaminya, maupun pada TUHAN.
III.
PEREMPUAN
DILUKISKAN SEBAGAI :
1.
Sesuatu yang indah, cantik, molek
(2 Samuel 11 : 2) dan berseri-seri (Kejadian 12 : 11; 24 : 16; Kidung Agung 1 :
8; Amsal 8 : 13)
2.
Seorang yang arif, bijaksana (2
Samuel 20 : 16)
3.
Seorang yang berlaku jahat, sesuatu
yang busuk (Amsal 6 : 24)
4.
Yang bodoh, tolol, nekad (Ayub 2 :
10)
5.
Yang dihormati (Amsal 11 : 16)
6.
Mahkota suaminya (Amsal 12 : 4)
7.
Yang suka bertengkar (Amsal 21 :
19)
8.
Yang suka menyembunyikan hal
perzinahan (Amsal 30 : 20)
9.
Yang terkemuka, terkenal (Kisah
Para Rasul 17 : 12)
10. Yang
dikuasai oleh berbagai nafsu (2 Timotius 3 : 6)
11. Yang
kudus dan taat pada suami (1 Petrus 3 : 5)
IV.
TANGGUNG
JAWAB PEREMPUAN/SERINGKALI KEWAJIBANNYA :
1.
Menyediakan makanan (Kejadian 18 :
6), Pekerjaan Rumah Tangga (Amsal 31 : 5)
2.
Menimba air (Kejadian 24 : 11, 13,
15, 16; 1 Samuel 9 : 11; Yohanes 4 : 7)
3.
Mengurus, merawat kambing domba
(Kejadian 29 : 6; Keluaran 2 : 16)
4.
Menjahit pakaian dengan tangannya
(Amsal 31 : 13, 19)
5.
Mengawasi pembantu rumah tangganya
(Amsal 31 : 27)
6.
Bertani (Rut 2 : 8; Kidung Agung 1
: 6)
7.
Menggiling gandum (Matius 24 : 41;
Lukas 17 : 35)
8.
Merayakan kemenangan bangsanya
(Keluaran 15 : 20, 21; Hakim-hakim 11 : 34; 1 Samuel 18 : 6, 7)
9.
Menghadiri penguburan sebagai orang
yang berdukacita (Yeremia 9 : 17, 20)
V.
HAK-HAK
PEREMPUAN
1.
Berhak berumah tangga/menikah (I
Korintus 7 : 36)
2.
Tidak boleh kawin dengan seizing
orang tuanya (Kejadian 24 : 3, 4; 34 : 6; Keluaran 22 : 17)
3.
Berhak atas nazar atau sebuah nazar
(Bilangan 30 : 3-9)
VI.
POSISI
PEREMPUAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN LAKI-LAKI
1.
Diciptakan dari laki-laki (Kejadian
2 : 21-25)
2.
Diciptakan karena laki-laki (I
Korintus 11 : 9)
3.
Diciptakan untuk menolong laki-laki
(Kejadian 2 : 18, 20)
4.
Menyinarkan kemuliaan laki-laki (I
Korintus 11 : 7-9)
5.
Tunduk kepada laki-laki (I Korintus
11 : 3)
6.
Menjadi subyek (tunduk) bagi
laki-laki (Kejadian 3 : 16)
(Mengalami banyak
kesakitan karena laki-laki)
7.
Menyebabkan laki-laki mendurhaka
kepada Allah (Kejadian 3 : 6, 11, 12)
8.
Tak berdaya (tidak kuat) daripada
laki-laki (I Petrus 3 : 7)
9.
Tunduk dan hormat pada suaminya (I
Petrus 3 : 6; Kejadian 18 : 12)
VII.
POSISI PEREMPUAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN
HAL-HAL ROHANI
1.
Memiliki wawasan atau pemahaman
tentang Firman Tuhan (Hakim-hakim 13 : 23)
(Bisa memberi
catatan/usulan dan bukan nasehat)
2.
Sebagai pendoa dan juga penerima
jawaban doa (I Samuel 1 : 9-28)
3.
Memiliki pemahaman yang baik
(bijak) daripada suaminya (I Samuel 25 : 3-42)
4.
Memiliki iman bahkan membawa
keselamatan (Lukas 7 : 37-50)
5.
Menjadi sederajat dalam Kristus
Yesus (Galatia 2 : 28)
6.
Diberikan penghargaan atas
pelayanan (Filipi 4 : 2. 3)
7.
Meneruskan iman kepada yang
lain/membangkitkan iman (II Timotius 1 : 5)
8.
Diharuskan belajar dari
perempuan-perempuan yang tua (Titus 2 : 4)
9.
Diharuskan mendengar dan taat pada
Torat (Yosua 8 : 35)
10. Ada
satu halaman dalam kemah suci yang khusus untuk perempuan (Keluaran 38 : 8; 1
Samuel 2 : 22)
11. Dibolehkan
turut dalam iringan music didalam rimah Tuhan sejak masa Daud (I Tawarikh 25 :
5, 6; Ester 2 : 65; Nehemia 7 : 67)
VIII.
SIFAT-SIFAT YANG BAIK DARI PEREMPUAN
Ada yang :
1.
Penurut dan suka taat (I Petrus 3 :
5-7); lebih lemah daripada laki-laki (I Petrus 3 : 7)
2.
Suka memperhatikan anak-anak (Keluaran
2 : 2-10)
3.
Setia (Ruth 1 : 14-18)
4.
Merindukan anak-anak (I Samuel 1 :
9-28)
5.
Mengutamakan kesederhanaan (Ester 1
: 10-12)
6.
Rajin (Amsal 31 : 10-31)
7.
Telaten – Sabar menyelesaikan
segala sesuatu (Lukas 7 : 38-50)
8.
Suka menawarkan sesuatu yang baik
(Yohanes 11 : 20-35)
9.
Lemah lembut dan menyayangi
anak-anaknya (Yesaya 49 : 15; Ratapan 4 : 10)
10. Mencintai
(II Samuel 1 : 26)
IX.
SIFAT-SIFAT YANG TIDAK BAIK DARI PEREMPUAN
Ada yang :
1.
Suka dikelabui oleh setan, gampang
percaya pada bujukan (Kejadian 3 : 6, 7)
2.
Hati licik, cerdik, bisa menipu
dengan halus (Amsal 7 : 10; Pengkhotbah 7 : 26)
3.
Bisa berakal bulus (Yesaya 3 :
16-24)
4.
Merasa aman/tenteram sendiri
(Yesaya 32 : 9-11) artinya suka menyenangkan dirinya.
5.
Lemah dan mudah dikuasai oleh
berbagai nafsu; mudah terbawa nafsu (II Timotius 3 : 6)
6.
Mudah dituntun pada suatu
penyembahan berhala (Yeremia 7 : 18; Yehezkiel 13 : 17, 23)
7.
Ada yang sombong sifatnya (Yesaya 3
: 16)
8.
Suka pakaian dan perhiasan (Yesaya
3 : 17-23; Yeremia 2 : 32)
9.
Rambutnya dikepang dan memakai
perhiasan emas dan mutiara (Yesaya 3 : 24; I Timotius 2 : 9)
10. Giat
dalam membujuk untuk berbuat dosa (Bilangan 31 : 15, 16; I Raja-raja 21 : 25;
Nehemia 13 : 26)
X. HAL-HAL YANG TIDAK BOLEH DILAKUKAN OLEH
PEREMPUAN (LARANGAN KHUSUS BAGI PEREMPUAN)
1.
Memakai pakaian laki-laki (Ulangan
22 : 5)
2.
Mencukur rambut (I Korintus 11 :
5-15)
3.
Merampas otoritas (I Timotius 2 :
11-15)
4.
Menjadi tidak senonoh (I Petrus 3 :
16)
XI.
HAL-HAL BURUK YANG SERING DIALAMI PEREMPUAN
1.
Tidak dikawinkan, dipandang sebagai
suatu bencana (Hakim-hakim 11 : 37; Mazmur 78 : 63; Yesaya 4 : 1)
2.
Seringkali ditawan (Ratapan 1 : 18;
Yehezkiel 30 : 17, 18)
3.
Hukuman karena menipu bilamana
bertunangan (Keluaran 22 : 16, 17; Ulangan 22 : 28, 29)
4.
Seringkali diperlakukan dengan
bengis pada masa peperangan (Ulangan 32 : 25;
Ratapan 2 : 21; 5
: 11; Hosea 14 : 1; Yehezkiel 9 : 6)
5.
Hukuman karena mencelakakan pada
waktu hamil (Keluaran 21 : 22-25)
XII.
PEREMPUAN MELUKISKAN
1.
“Berpakaian dengan kemuliaan”
(Jemaat Kristus) (Mazmur 45 : 14; Galatia 4 : 26; Wahyu 12 : 1)
2.
“Putih bersih dan suci”
(orang-orang kudus) (Kidung Agung 1 : 3; II Korintus 11 : 2; Wahyu 14 : 4)
3.
“Melacurkan” (Kemurtadan Roma)
(Wahyu 17 : 4; 18)
4.
“Bijaksana” (orang-orang kudus)
(Matius 25 : 1, 2, 4)
5.
“Bodoh” (orang yang hanya mengaku
saja) (Matius 25 : 1-3)
6.
“Yang lalai dan berfoya-foya”
(suatu keadaan duniawi) (Yesaya 32 : 9, 11)
7.
“Ditinggalkan” (Jemaat Israel di
pembuangan) (Yesaya 54 : 6)
8.
“Kelembutannya” (orang Israel yang
murtad) (Yeremia 6 : 2)
XIII.
KESIMPULAN
Hubungan gender
telah berubah lebih banyak dalam 25 tahun terakhir ini daripada 1000 tahun
sebelumnya. Kaum perempuan menghadapi tantangan yang telah dikenal ibu dan
nenek mereka. Dunia sekuler telah memaksa perempuan Kristen untuk menganalisis
dan menyatakan konsep dan keyakinan mereka dalam terang Alkitab yang berhadapan
dengan budaya, demikian dikatakan Christine Haggai ketika menulis pengantar
buku Being God’s Women (karangan Audrey Bowie).
Ketika semua setuju bahwa
dibelakang seorang laki-laki yang sukses selalu ada perempuan yang tangguh dan
hal itu merupakan penggenapan dari maksud dan tujuan Allah ketika menciptakan
seorang “penolong” yang sepadan bagi seorang pria. Karena itu, ditengah dunia
yang telah mengalami banyak kemajuan dan yang terus bergumul dengan masalah
gender, “profil perempuan menurut Alkitab” boleh menjadi cahaya kecil yang
menerangi setiap peran yang jelas seperti yang diindikasikan oleh Allah didalam
Alkitab.
Perempuan bukanlah
makhluk yang lebih rendah. Tapi kaum ini special, spesifik dan unik menurut
rencana Allah. Selain melahirkan anak-anak (ini anugerah yang besar),
mengerjakan tugas-tugas rumah tangga tapi juga memainkan peran yang tidak kalah
penting dengan laki-laki dalam strategi Tuhan Allah untuk keselamatan manusia.
Oleh sebab itu, gunakanlah potensi-potensi, kualitas-kualitas yang diberikan
oleh Allah demi memenuhi kehendak Allah di Sorga. Karena Yesus berkata, “Siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di
Sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku”
(Matius 12 : 50)
*) Wakil Ketua Sinode Gereja Injili Di Indonesia (GIDI); Gembala Sidang Jemaat GIDI Flavouw Sentani.
No comments:
Post a Comment