Mana kala apa yang kita pikirkan tidak tepat, TUHAN berkata, "TIDAK."
Tidak  - kala pemikiran itu bukan pemikiran yang terbaik
Tidak - kala  pemikiran itu sama sekali salah
Tidak - walaupun pemikiran tersebut  mungkin saja dapat menolongmu, namun juga akan menimbulkan masalah bagi  orang lain
Mana kala waktunya tidak tepat, TUHAN berkata,  "PERLAHANLAH."
Apa jadinya kelak bila TUHAN menjawab setiap doa  secepat kita menjentikkan jari-jari kita? Tahukah engkau apa yang akan  terjadi?
Tuhan akan menjadi hambamu, bukan Tuanmu.
Tiba-tiba saja  TUHAN mengabdi kepadamu, bukan engkau yang mengabdi
kepada-NYA.
Mana  kala engkau berbuat kesalahan, TUHAN berkata, "BERTUMBUHLAH."
Orang  yang mementingkan dirinya sendiri harus bertumbuh di dalam  ketidak-egoisan.
Orang yang terlalu berhati-hati harus bertumbuh di  dalam keberanian.
Orang yang suka menguasai orang lain harus  bertumbuh di dalam kepekaan.
Orang yang senang mencela harus  bertumbuh didalam tenggang rasa.
Orang yang selalu berpikiran negatif  harus bertumbuh di dalam sikap positif.
Orang yang senang  mencari kepuasan jasmani harus bertumbuh di dalam berbagi rasa dengan  orang-orang yang menderita.
Mana kala semuanya telah benar, TUHAN  berkata, "PERGILAH."
Mukjizat terjadi:
Pecandu berat alkohol  dilepaskan.
Pecandu obat bius menemukan kebebasannya.
Yang  ragu-ragu menjadi percaya layaknya seorang anak kecil.
Jaringan tubuh  yang terkena penyakit mulai menjadi sembuh karena pengobatan.
Pintu  yang menuju ke arah impianmu tiba-tiba terbuka dan berdirilah Tuhan di  sana sambil berkata, "PERGILAH!"
Ingatlah:
Penundaan oleh  TUHAN bukan berarti pengingkaran janji TUHAN.
Waktunya TUHAN sempurna  adanya.
Kesabaran adalah yang kita perlukan dalam berdoa.
My Page Views
Monday, March 14, 2011
Maju Dengan Iman
Iman dapat terlena apabila kita hanya terfokus pada kenyamanan diri  sendiri, dan bukan pada rencana Tuhan. Abraham tidak jatuh ke dalam  perangkap ini. Ia bersedia mempertaruhkan kenyamanan itu untuk hal yang  belum diketahuinya dan menerima banyak berkat.
Hidup dengan iman adalah jawaban yang tepat ketika Allah memanggil Anda untuk maju. Panggilan Allah dapat terjadi di segala usia dan situasi. Abraham berusia 75 tahun ketika ia memulai perjalanannya. Daud sedang menjadi anak gembala ketika ia diurapi menjadi raja (I Samuel 16:11-13). Paulus bertemu Tuhan ketika ia dalam perjalanan ke Damsyik untuk menganiaya orang percaya Yahudi. Setelah bertobat, ia menjadi utusan Tuhan bagi orang non-Yahudi (Kisah Para Rasul 9:1-6). Panggilan kita mungkin tidak sedramatis itu, tetapi selalu membutuhkan langkah maju dengan iman.
Kejadian 12:1-20
Ikut Tuhan juga akan meliputi saat-saat ujian. Abraham, seperti halnya kita, juga mengalami keberhasilan maupun kegagalan. Panggilannya yang pertama untuk meninggalkan negerinya dihadapinya dengan iman yang teguh dan tindakan segera. Karenanya, Tuhan menjanjikan berkat besar baginya dan keturunannya. Tetapi, saat menghadapi kelaparan, sikap Abraham berbeda: ia pergi ke Mesir dan berbohong kepada raja Firaun tentang relasinya dengan Sarah, istrinya. Sikap kita dalam menanggapi perintah Allah sangat penting. Kita dapat membawa berkat, atau malah penderitaan, dengan tindakan kita.
Menaati Allah dapat membuat tidak nyaman. Orang-orang di sekitar kita mungkin mempertanyakan motif kita, atau tidak setuju dengan keputusan kita. Dan kita sendiri mungkin tidak ingin menuruti perintah-Nya. Tetapi iman akan tetap membuat kita melangkah maju dengan patuh. Iman membuat kita dapat terus maju dan mengalami berkat-berkat yang akan ditemukan dalam relasi kita dengan Kristus.
Hidup dengan iman adalah jawaban yang tepat ketika Allah memanggil Anda untuk maju. Panggilan Allah dapat terjadi di segala usia dan situasi. Abraham berusia 75 tahun ketika ia memulai perjalanannya. Daud sedang menjadi anak gembala ketika ia diurapi menjadi raja (I Samuel 16:11-13). Paulus bertemu Tuhan ketika ia dalam perjalanan ke Damsyik untuk menganiaya orang percaya Yahudi. Setelah bertobat, ia menjadi utusan Tuhan bagi orang non-Yahudi (Kisah Para Rasul 9:1-6). Panggilan kita mungkin tidak sedramatis itu, tetapi selalu membutuhkan langkah maju dengan iman.
Kejadian 12:1-20
Ikut Tuhan juga akan meliputi saat-saat ujian. Abraham, seperti halnya kita, juga mengalami keberhasilan maupun kegagalan. Panggilannya yang pertama untuk meninggalkan negerinya dihadapinya dengan iman yang teguh dan tindakan segera. Karenanya, Tuhan menjanjikan berkat besar baginya dan keturunannya. Tetapi, saat menghadapi kelaparan, sikap Abraham berbeda: ia pergi ke Mesir dan berbohong kepada raja Firaun tentang relasinya dengan Sarah, istrinya. Sikap kita dalam menanggapi perintah Allah sangat penting. Kita dapat membawa berkat, atau malah penderitaan, dengan tindakan kita.
Menaati Allah dapat membuat tidak nyaman. Orang-orang di sekitar kita mungkin mempertanyakan motif kita, atau tidak setuju dengan keputusan kita. Dan kita sendiri mungkin tidak ingin menuruti perintah-Nya. Tetapi iman akan tetap membuat kita melangkah maju dengan patuh. Iman membuat kita dapat terus maju dan mengalami berkat-berkat yang akan ditemukan dalam relasi kita dengan Kristus.
Subscribe to:
Comments (Atom)
 
 
