My Page Views

Monday, March 14, 2011

KESABARAN DALAM DOA

Mana kala apa yang kita pikirkan tidak tepat, TUHAN berkata, "TIDAK."
Tidak - kala pemikiran itu bukan pemikiran yang terbaik
Tidak - kala pemikiran itu sama sekali salah
Tidak - walaupun pemikiran tersebut mungkin saja dapat menolongmu, namun juga akan menimbulkan masalah bagi orang lain

Mana kala waktunya tidak tepat, TUHAN berkata, "PERLAHANLAH."
Apa jadinya kelak bila TUHAN menjawab setiap doa secepat kita menjentikkan jari-jari kita? Tahukah engkau apa yang akan terjadi?
Tuhan akan menjadi hambamu, bukan Tuanmu.
Tiba-tiba saja TUHAN mengabdi kepadamu, bukan engkau yang mengabdi
kepada-NYA.

Mana kala engkau berbuat kesalahan, TUHAN berkata, "BERTUMBUHLAH."
Orang yang mementingkan dirinya sendiri harus bertumbuh di dalam ketidak-egoisan.
Orang yang terlalu berhati-hati harus bertumbuh di dalam keberanian.
Orang yang suka menguasai orang lain harus bertumbuh di dalam kepekaan.
Orang yang senang mencela harus bertumbuh didalam tenggang rasa.
Orang yang selalu berpikiran negatif harus bertumbuh di dalam sikap positif.

Orang yang senang mencari kepuasan jasmani harus bertumbuh di dalam berbagi rasa dengan orang-orang yang menderita.

Mana kala semuanya telah benar, TUHAN berkata, "PERGILAH."
Mukjizat terjadi:
Pecandu berat alkohol dilepaskan.
Pecandu obat bius menemukan kebebasannya.
Yang ragu-ragu menjadi percaya layaknya seorang anak kecil.
Jaringan tubuh yang terkena penyakit mulai menjadi sembuh karena pengobatan.

Pintu yang menuju ke arah impianmu tiba-tiba terbuka dan berdirilah Tuhan di sana sambil berkata, "PERGILAH!"

Ingatlah:
Penundaan oleh TUHAN bukan berarti pengingkaran janji TUHAN.
Waktunya TUHAN sempurna adanya.
Kesabaran adalah yang kita perlukan dalam berdoa.

Maju Dengan Iman

Iman dapat terlena apabila kita hanya terfokus pada kenyamanan diri sendiri, dan bukan pada rencana Tuhan. Abraham tidak jatuh ke dalam perangkap ini. Ia bersedia mempertaruhkan kenyamanan itu untuk hal yang belum diketahuinya dan menerima banyak berkat.

Hidup dengan iman adalah jawaban yang tepat ketika Allah memanggil Anda untuk maju. Panggilan Allah dapat terjadi di segala usia dan situasi. Abraham berusia 75 tahun ketika ia memulai perjalanannya. Daud sedang menjadi anak gembala ketika ia diurapi menjadi raja (I Samuel 16:11-13). Paulus bertemu Tuhan ketika ia dalam perjalanan ke Damsyik untuk menganiaya orang percaya Yahudi. Setelah bertobat, ia menjadi utusan Tuhan bagi orang non-Yahudi (Kisah Para Rasul 9:1-6). Panggilan kita mungkin tidak sedramatis itu, tetapi selalu membutuhkan langkah maju dengan iman.
Kejadian 12:1-20

Ikut Tuhan juga akan meliputi saat-saat ujian. Abraham, seperti halnya kita, juga mengalami keberhasilan maupun kegagalan. Panggilannya yang pertama untuk meninggalkan negerinya dihadapinya dengan iman yang teguh dan tindakan segera. Karenanya, Tuhan menjanjikan berkat besar baginya dan keturunannya. Tetapi, saat menghadapi kelaparan, sikap Abraham berbeda: ia pergi ke Mesir dan berbohong kepada raja Firaun tentang relasinya dengan Sarah, istrinya. Sikap kita dalam menanggapi perintah Allah sangat penting. Kita dapat membawa berkat, atau malah penderitaan, dengan tindakan kita.

Menaati Allah dapat membuat tidak nyaman. Orang-orang di sekitar kita mungkin mempertanyakan motif kita, atau tidak setuju dengan keputusan kita. Dan kita sendiri mungkin tidak ingin menuruti perintah-Nya. Tetapi iman akan tetap membuat kita melangkah maju dengan patuh. Iman membuat kita dapat terus maju dan mengalami berkat-berkat yang akan ditemukan dalam relasi kita dengan Kristus.