My Page Views

Saturday, January 29, 2011

Pandanglah Yesus dan Hiduplah

Yohanes 3:7-15

Percakapan Yesus dengan Nikodemus dipenuhi dengan simbolisme. Ia membandingkan keselamatan dengan kelahiran kedua kalinya dan menyamakan karya Roh Kudus seperti angin. Namun kemudian, Tuhan menggunakan sebuah ilustrasi Perjanjian lama yang nampaknya ganjil bagi para pembaca modern – Ia mengatakan bahwa Anak Manusia harus ditinggikan, seperti halnya Musa meninggikan ular tembaga (Bil 21:1-9).

Bagi Nikodemus, kisah ini tidak asing lagi: Dalam perjalanan menuju ke Tanah Perjanjian, bangsa Israel pernah mengeluh tentang perjalanan jauh mengelilingi teritori musuh. Allah menjawabnya dengan mengirimkan ular berbisa ke tengah-tengah mereka. Mereka yang digigit akan mati kecuali ia melihat kepada ular tembaga yang menggantung di suatu tiang di perkemahan. Patung itu menjadi representasi simbolis dari kehadiran Allah di tengah-tengah bangsa Israel dan sebagai suatu pengingat bahwa Dialah yang membebaskan mereka.

Mungkin kita tidak menggabungkan antara kelahiran rohani dengan ular di tiang pada saat kita bersaksi, namun Yesus melakukannya untuk alasan yang baik. Kedua metafora ini menggambarkan kejadian yang saling berkaitan. Sang Mesias sedang menjelaskan bahwa Ia harus ditinggikan di atas kayu salib sebagai korban persembahan bagi dosa semua umat manusia. Kelahiran baru mustahil terjadi kecuali seseorang membayar harga untuk dosa kita. Barangsiapa yang memandang kepada Yesus dan percaya, ia akan diampuni, diselamatkan dan lahir kembali.

Pesan Yesus kepada Nikodemus menjadi jelas bila kita memahami bagaimana penggalan-penggalan metafore itu digabungkan. Sang Juruselamat ingin mengatakan bahwa Ia harus mati di atas kayu salib sehingga manusia yang berdosa ini dapat lahir kembali. Sudahkah Anda memandang kepada Yesus Kristus demi keselamatan Anda? Dialah satu-satunya jalan kepada hidup yang baru.
----------------------------------------------------------
Sentuhan Hati (28 Januari 2011)

Relijius Namun Tersesat

Yohanes 3:1-6

Nikodemus kemungkinan akan diterima oleh gereja mana pun pada masa kini. Tampaknya ia adalah seorang anggota gereja yang ideal – berprinsip, berpengetahuan, terhormat, santun dan rendah hati. Akan tetapi, Nikodemus memiliki 2 masalah besar walaupun dari luar ia nampaknya memiliki semua daya tarik relijius itu. Ia buta terhadap kebenaran dan mati secara rohani.

Pria ini tersesat. Artinya, ia tidak memiliki persekutuan dengan Allah melalui Yesus Kristus. Sebagai seorang Farisi, Nikodemus taat menjalankan aturan-aturan dan hukum bangsa Yahudi yang ketat, jadi pastilah dia seorang yang relijius. Namun masalah dari orang yang tersesat bukanlah pada sikapnya, tingkah laku atau pun karakternya. Kita dapat mengubah dan mengendalikan semuanya itu dengan tekad yang kuat dan banyak orang melakukannya. Apa yang sesungguhnya dibutuhkan manusia adalah perubahan kondisi. Kita datang ke dalam dunia ini dengan sifat dosa yang berpaling dari Tuhan.

Yesus menjelaskan kepada rabi yang taat ini bahwa semua kebaikannya yang terlihat dari luar tidak dapat menghapus, menggantikan atau mengubah sifatnya. Sebaliknya, setiap pribadi yang rindu untuk melayani Tuhan harus dilahirkan kembali. Tuhan berjanji bahwa jika Nikodemus menerima Dia sebagai Juruselamatnya, maka ia akan masuk kepada kehidupan yang benar-benar baru. Sifat lamanya yang penuh dosa akan diubahkan agar ia dapat memiliki persekutuan yang sejati dengan Tuhan. Nikodemus akan menjadi orang percaya sejati, dan bukan hanya terlihat sebagai orang yang relijius.

Tidak seorang pun masuk ke surga dengan kuasa perbuatan baik dan tingkah laku yang baik. Saat kita berdiri di hadapan Tuhan, hanya kondisi kita saja yang berarti. Menggantikan sifat ”daging” kita yang lama dan telah mati, kita ingin menunjukkan kepada-Nya roh yng hidup yang kita terima saat Yesus Kristus datang ke dalam hidup kita.
----------------------------------------------------------------------
Sentuhan Hati (27 Januari 2011)

Wednesday, January 26, 2011

Berseru Kepada Tuhan


II Tawarikh 20:1-25

Saat umat Tuhan berseru dengan kerendahan hati dan memanggil nama-Nya, Ia akan menyatakan kuasa yang luar biasa. Alkitab dipenuhi dengan kisah-kisah tentang campur tangan-Nya yang luar biasa atas kehidupan mereka yang berseru kepada-Nya.

Contohnya, Yosafat. Bacaan hari ini mengajarkan tentang kesetiaan sang raja dan bagaimana ia bersandar pada Tuhan pada saat yang sukar: ia menerima berita bahwa bangsa Moab, Amon dan dari pegunungan Seir bersekutu untuk berperang melawan kerajaannya.

Yosafat mengakui rasa takutnya namun segera mengingatkan dirinya akan kesetiaan Allah kepada orang percaya lainnya di masa lampau (ayat 7). Dengan bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, ia mengumpulkan seluruh bangsa Israel untuk berseru kepada Bapa mereka. Melalui nabi Yahaziel, Tuhan mengingatkannya bahwa ini adalah peperangan-Nya, sehingga mereka tidak perlu takut (ayat 14-15). Bangsa ini memuji Tuhan atas kekuatan yang Ia berikan. Dan, secara luar biasa, ketika mereka ”menengok ke tempat laskar itu. Tampaklah semua telah menjadi bangkai berhantaran di tanah, tidak ada yang terluput” (ayat 24). Semua musuh mereka telah mati.

Tuhan bekerja dengan cara yang luar biasa dimana tak seorang pun dapat membayangkannya – dan saat ini, Ia masih terus bekerja melampaui ekspektasi kita. Melalui banyak cara seperti doa, pujian, lagu dan berpuasa, kita dapat meminta-Nya untuk menyatakan diri-Nya. Ia siap untuk menjawab saat kita membawa beban hati dan kekuatiran kita kepada-Nya.

Berseru kepada Tuhan dan meminta-Nya untuk bekerja di dalam kehidupan kita menuntut kerendahan hati dan ketekunan. Sekalipun kita tidak dapat berhasil dengan kekuatan kita sendiri, kita sering mencobanya. Dengan mengizinkan kita untuk membawa kekuatiran dan kerinduan kita di hadapan-Nya, maka dengan kasih-Nya, Yesus menolong kita untuk menyadari betapa kita sangat bergantung pada-Nya.
----------------------------------------------
Sentuhan Hati (26 Januari 2011)

Tuesday, January 25, 2011

Puasa Yang Alkitabiah


Matius 6:4-18

Firman Tuhan mengandung banyak perintah mengenai berbagai hal, mulai dari frekuensi doa dan ekspresi penyembahan hingga hubungan dengan orang lain (I Tes 5:17; Ul 6:5; Yoh 13:34). Namun demikian, yang cukup mengejutkan adalah tidak adanya ayat dimana orang percaya secara khusus diperintahkan untuk berpuasa.

Akan tetapi, kalimat ”apabila kamu berpuasa” (Mat 6:16) menunjukkan ekspetasi Yesus terhadap para pengikut-Nya untuk melakukannya. Dan ada begitu banyak contoh dalam alkitab tentang orang-orang kudus yang menjauhkan dirinya dari aktivitas tertentu dengan maksud untuk mendekat kepada Tuhan.

Sebelum kita membahas lebih jauh, sangat penting untuk terlebih dahulu menghilangkan suatu kesalah-pahaman yang telah cukup populer. Berpuasa tidak dilakukan untuk mengubah pikiran Allah, mempercepat datangnya jawaban doa dari-Nya, atau memanipulasi kehendak-Nya. Sebaliknya, puasa mempersiapkan kita untuk mendengar apa yang Ia hendak sampaikan dengan cara mengesampingkan sesuatu yang mengalihkan perhatian kita atau pelayanan kita – seperti makan, tidur atau saat intim dengan pasangan.

Menyangkal diri seperti ini membuat kita lebih dapat berfokus pada Kristus dan mendengar-Nya dengan jelas. Roh-Nya seringkali memulainya dengan mengingatkan kita akan dosa yang harus kita akui. Dengan melakukannya, Ia memurnikan pikiran kita – kemudian Ia dapat memakai waktu berharga ini untuk menguatkan kerinduan kita pada-Nya, menyatakan kehendak-Nya, dan menganugerahkan pengertian dan damai sejahtera kepada kita. Intinya, puasa mengikatkan kita kepada-Nya dalam suatu kesatuan dimana kita tidak akan pernah menjadi pribadi yang sama lagi.

Apakah Anda ingin melihat Tuhan bekerja dengan cara yang luar biasa? Dengan menghilangkan segala sesuatu yang menghalangi fokus Anda, Anda dapat memusatkan perhatian Anda semata-mata kepada sang Pencipta dan berseru kepada-Nya berkenaan dengan kebutuhan-kebutuhan Anda. Saat Anda memperoleh pengertian tentang Bapa dan diri Anda sendiri, Anda akan semakin dekat kepada-Nya.
----------------------------------------
Sentuhan Hati (25 Januari 2011)

Dibebaskan Untuk Hidup


Yohanes 8:31-36

Kebebasan merupakan salah satu harta yang paling berharga bagi semua umat manusia. Sepanjang sejarah, manusia berjuang dan memberikan nyawanya untuk dapat terbebas dari tirani dan tekanan, dan kita tahu bahwa kebebasan yang kita nikmati sekarang berasal dari harga yang mahal. Namun, hati manusia akan selalu menginginkan kebebasan sebab Tuhan menciptakan kita untuk bebas.

Tragisnya ialah, sekalipun kita tinggal di negara yang merdeka dan dimerdekakan dari dosa melalui Kristus, terkadang kita memilih untuk tetap dirantai. Kita menyerahkan kendali hidup kita kepada seseorang atau sesuatu hal lainnya dan kita menjadi sangat menderita dan putus asa karenanya.

Untuk dibebaskan dari dosa Anda, masalahnya bukan hanya Anda ingin bebas. Melainkan Anda harus membuat satu pilihan untuk berpaling dari cara hidup yang merusak dan kemudian menaati Tuhan. Dengan kasih karunia Tuhan, pilihlah untuk tidak mengambil bagian dalam perilaku itu lagi. Dengan ketulusan dan berharap penuh, berserulah kepada-Nya dari dalam hati Anda dan yakinlah bahwa Ia akan menolong Anda.

Bila Anda diperbudak –oleh kepahitan, tidak mau mengampuni – Anda tidak akan dapat sungguh-sungguh mengasihi orang lain atau menerima kasih mereka. Anda sedang berada di jalan menuju patah hati dan kehancuran – namun Anda tidak perlu untuk tinggal di jalan itu.

Yesus ingin membebaskan Anda. Ia adalah Pembebas Agung – Penebus jiwa Anda – dan Ia dapat menolong Anda lebih daripada orang lain. Ia ingin memberikan kepada Anda kebebasan, sukacita dan hidup yang berkelimpahan. Ia memperdamaikan Anda dengan Allah dan dengan diri Anda sendiri.

Jadi, janganlah tinggal dalam perbudakan. Jadilah merdeka untuk dapat hidup dan bebas mengasihi dengan cara memberikan diri Anda sepenuhnya kepada Yesus Kristus sebagai satu-satunya Tuhan Anda.
--------------------------------------
Sentuhan Hati (24 Januari 2011)

Friday, January 21, 2011

Menghadapi Kematian Tanpa Persiapan


Lukas 23:32-43

Kasih karunia Tuhan dinyatakan dalam kerelaan-Nya untuk menyambut setiap orang pada setiap waktu untuk masuk ke dalam kerajaan-Nya, bahkan pada saat kematian-Nya. Saat bertobat, si pencuri yang tergantung di kayu salib dan ditempatkan di sebelah Yesus tidak memiliki apapun untuk dipersembahkan kepada Tuhan – tidak ada perbuatan baik, tidak ada pelayanan – Ia bahkan tidak dapat dibaptis. Dalam kondisinya yang tidak berdaya, satu-satunya yang ia dapat perbuat adalah percaya. Namun itu saja sudah cukup, sebab iman adalah satu-satunya jalan untuk diselamatkan.

Sekalipun kedua pencuri memulai penyaliban mereka dengan mengolok-olok Yesus (Mat 27:44), namun saat menit-menit penyiksaan berlalu, salah satu dari mereka berubah hatinya. Cemoohannya terhadap Yesus berubah menjadi teguran kepada penjahat lainnya, dan kemudian membela Yesus, mengaku akan kesalahannya, dan memohon satu tempat di dalam kerajaan Kristus (Luk 23:40-42).

Apa yang mengubah pencemooh ini menjadi orang percaya? Sekalipun sebelumnya ia hanya memiliki sedikit pengetahuan tentang Yesus, namun ejekan orang banyak memberikan informasi yang ia perlukan untuk diselamatkan. Penonton yang mencaci-maki itu menuduh Yesus tepat seperti siapa Dia sebenarnya: sang Raja Israel, Juruselamat bagi orang lain dan Anak Allah (Mat 27:42-43). Saat orang terhukum ini menyaksikan dan mendengarkan, ia mengubah imannya kepada satu-satunya Pribadi yang dapat menyelamatkannya: Orang yang mati baginya.

Pada hari itu di bukit, satu orang mati dalam dosanya, satu Anak Manusia mati demi dosa, dan yang lainnya diselamatkan dari dosanya. Hanya ada dua respon terhadap kematian yang tak terelakkan. Kita dapat menerima atau menolak apa yang Kristus bayarkan demi dosa kita. Lalu, apa respon Anda?

(Sentuhan Hati; 21 Januari 2011)

Thursday, January 20, 2011

Kehidupan Setelah Kematian


Lukas 12:16-20

Pemikiran tentang kematian menakutkan banyak orang. Akan tetapi orang percaya tidak memiliki alasan untuk takut. Kubur Yesus yang kosong telah membuktikan bahwa ada kehidupan setelah kematian!

Orang yang tidak percaya yang takut dengan kematian memiliki 2 pendekatan berbeda terhadap hidup ini. Satu kelompok menimbun kekayaan, perbuatan baik atau kesuksesan duniawi dengan harapan dapat mewariskannya kepada anak-anak mereka atau didermakan. Mereka berharap untuk ”terus hidup” dalam kenangan mereka yang memperoleh manfaat dari jerih payah mereka. Namun setelah beberapa generasi, seseorang akan terlupakan. Dan tidak ada seorang pun yang benar-benar dapat terus hidup.

Kelompok lainnya memilih untuk menertawakan kematian. Filosofi mereka adalah ”Makan, minum dan bersukacitalah, sebab besok kita akan mati” (I Kor 15:32). Kehidupan mereka nampaknya menyenangkan dari luar, namun dapatkah Anda bayangkan cara hidup yang lebih sia-sia lagi? Tuhan tidak pernah menghendaki kita untuk menjalani hidup dengan kesia-siaan seperti itu.

Inilah kunci kepada hidup yang bermakna: menggenapi tujuan/maksud bagi kita yang unik, diberikan oleh Tuhan dan bersifat kekal. Dalam hidup ini, kita tidak bekerja keras untuk meninggalkan warisan fisik atau menyia-nyiakan hari-hari kita demi mengejar kesenangan. Sebaliknya, kita harus menolong mereka yang membutuhkan, memberikan pengaruh kepada lingkungan budaya kita dan menjangkau jiwa yang terhilang. Dan ketika orang percaya masuk ke dalam surga yang telah dipersiapkan Yesus, ia akan terus berkarya bagi-Nya.

Bagi orang percaya, kematian bukanlah akhir yang menakutkan. Kematian adalah pintu masuk ke kehidupan yang baru untuk melayani Tuhan di surga. Hari-hari kita di bumi ini hanyalah awal dari keberadaan kita. Masa ini akan nampak seperti beberapa menit saja bila dibandingkan dengan kekekalan yang akan kita alami di dalam hadirat-Nya kelak.
-----------------------------------------
By. Sentuhan Hati (20/11/11)

Tuesday, January 18, 2011

Tempat Penyucian Dosa


II Korintus 5:1-9

Banyak orang yang salah mempercayai tentang tempat penyucian dosa – suatu tempat kesengsaraan dimana orang seharusnya pergi kesana setelah kematian. Supaya dapat masuk ke surga, seseorang harus menderita cukup lama untuk dapat membayar semua dosa-dosanya atau didoakan oleh orang-orang terkasih yang masih hidup. Doktrin ini adalah suatu kebohongan yang tidak berlandaskan Alkitab, sebab tempat penyucian dosa menjadi semacam kesempatan kedua yang terselubung bagi manusia untuk dapat pergi ke surga.

Tidak ada satu pun ayat yang menguatkan teologi yang salah tentang tempat penyucian dosa ini. Bahkan, hal yang benar tentang kesempatan kedua untuk ke surga ini tertuju pada penebusan yang Allah rancangkan. Yesus Kristus menjadi pengganti Anda dan saya, dan kematian-Nya membayar utang dosa kita. Ia membayar penebusan kekal kita dengan darah-Nya (Ibr 9:12). Jika ada tempat dimana manusia dapat pergi untuk menderita demi dosa-dosanya –dengan kata lain, untuk membayar hukuman mereka sendiri – maka tindakan Allah mengutus Anak-Nya untuk mati menjadi tidak masuk akal.

Dalam Yoh14:2, Yesus mengatakan kepada para murid-Nya bahwa Ia akan pergi untuk menyiapkan suatu tempat bagi para pengikut-Nya. Tidak ada satupun ayat dalam Alkitab yang menyebutkan tentang pergi ke tempat penderitaan agar kita ”beroleh” jalan masuk ke surga. Alkitab mengatakan bahwa orang percaya ada di dalam tubuhnya sendiri, atau tidak berada di dalam tubuhnya akan tetapi bersama-sama dengan Tuhan. Tidak ada satu pun tempat persinggahan di antara keduanya.

Saya menghargai hak untuk memilih apa yang Anda ingin percayai. Akan tetapi, saya memiliki tanggung jawab untuk memberitahukan kebenaran Alkitab. Mereka yang menolak Kristus tidak mendapatkan kesempatan kedua setelah mereka meninggal. Namun, barangsiapa yang menerima keselamatan, maka dosanya terampuni sepenuhnya dan mendapatkan jaminan untuk hidup kekal bersama-Nya.
-----------------------------------------------
By. Sentuhan Hati (18/01/11)

Monday, January 17, 2011

Janji Hidup Yang Kekal

I Yohanes 5:5-12

Kebudayaan manusia begitu terobsesi dengan hal-hal yang berumur panjang. Sekalipun keinginan untuk memiliki suatu kualitas baik yang berumur panjang adalah sifat yang alami, namun hal ini juga merupakan cara pandang yang sempit. Alkitab memang menekankan tentang menjalani hidup yang saleh pada saat ini. Namun, Alkitab juga berisi banyak hal yang mengingatkan bahwa orang percaya akan tetap ada setelah dunia yang lama ini berlalu.

Tidak ada obat atau diet yang dapat memperpanjang hari-hari kita di muka bumi ini melebihi hari-hari yang Tuhan telah tetapkan. Namun, ada satu cara untuk hidup selamanya di dalam rumah yang sempurna dengan tubuh yang tak bercacat dan melakukan pekerjaan yang memuaskan jiwa kita. Saat kita percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah dan percaya kepada-Nya sebagai Juruselamat kita, kita menerima karunia hidup yang kekal. Orang percaya memperoleh kekekalan dalam melayani dan bersekutu dengan Tuhan.

Sekalipun kita dijanjikan suatu tempat di surga, hidup yang kekal bukanlah tentang lokasi. Nilai sejati tentang jiwa yang tidak pernah mati adalah bahwa kita selalu berada di dalam hadirat Tuhan. Bagi mereka yang menolak tawaran hidup yang kekal bersama dengan Tuhan, mereka memiliki alternatif lain. Kita menyebutnya neraka. Jiwa-jiwa yang pergi kesana akan mengalami nasib yang mengerikan – penderitaan hebat dan terpisah sepenuhnya dari Allah yang hidup. Setelah kematian, tidak ada pengampunan maupun kasih karunia yang dapat menjembatani jurang antara neraka dan surga. Hal itu harus dilakukan selagi kita masih hidup di dunia ini (Ibr 9:27).

Hidup yang kekal mau tidak mau terhubung dengan pribadi Yesus Kristus. Sebagaimana Yohanes menulis, ”Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup” (I Yoh 5:12). Mencapai usia lanjut dengan kondisi tubuh yang sehat memang suatu tujuan yang terpuji, namun tidak ada yang lebih penting daripada menerima sang Juruselamat serta karunia untuk selamanya berada di dalam hadirat-Nya.
----------------------------------------------------
By. Sentuhan Hati (17/01/11)

Friday, January 14, 2011

Diterima Oleh Tuhan


Roma 8:14-16

Bapa surgawi tahu betapa rindunya kita untuk diterima dan merasa bahwa kita dimiliki seseorang. Ia memenuhi kedua kerinduan ini saat kita menerima Anak-Nya Yesus sebagai Juruselamat kita.

Oleh karena dosa Adam, hubungan rohani kita dengan Tuhan rusak (Rom 5:12). Sebagai konsekuensinya, mulai saat itu, semua manusia lahir dengan suatu sifat ”daging” yang membuat manusia terpisah dari Allah. Namun Bapa memiliki rancangan untuk memperdamaikan kita dengan diri-Nya melalui darah Anak-Nya yang tercurah (Kol1:20). Kita harus memahami bahwa orang berdosa tidak dapat membayar hukuman yang kita tanggung akibat dosa-dosa kita – dan bahwa kematian Yesus di kayu salib membayar hutang dosa itu demi kita. Barangsiapa yang menerima pengorbanan Kristus akan diampuni dosanya dan diperdamaikan dengan Allah. Dibenarkan melalui darah sang Juruselamat – dimana hutang dosa kita dibatalkan dan kebenarannya menjadi milik kita – kita menjadi ciptaan baru di dalam Dia.

Saat diselamatkan, kita diterima ke dalam keluarga Allah dan diberikan hak untuk memanggil-Nya sebagai Bapa surgawi kita. Dengan diterimanya kita, kita pun menjadi miliki-Nya. Sekarang kita menjadi anggota dari suatu keluarga di seluruh dunia yang dipersatukan di dalam Kristus. Dari luar kita tampak berbeda, namun di dalamnya, kita semua dipersatukan melalui Roh yang sama (I Kor 12:12-14).

Masyarakat kita yang mengutamakan peforma mengajarkan kepada kita bahwa kita akan diterima berdasarkan apa yang kita lakukan dan berapa banyak yang kita telah capai. Namun pesan Tuhan adalah kebalikannya: iman di dalam Kristus menjadi satu-satunya alasan kita diterima oleh-Nya. Hadirat Roh Kudus di dalam kita menegaskan bahwa kita akan selalu menjadi milik Tuhan.
------------------------------------------
By. Sentuhan Hati (14/01/11)

Thursday, January 13, 2011

Roh Kudus, Penuntun Kita


Yohanes 16:12-15

Di dalam dunia ini, semua anak-anak Tuhan berada dalam suatu perjalanan. Dan sementara kita menjalani hidup menuju rumah kita yang kekal, setiap kita akan menghadapi berbagai pilihan. Jalan yang bercabang dan persimpangan tak bertanda akan menantang dan membuat kita frustasi. Dalam situasi yang demikian, bagaimana kita dapat mengetahui kemana kita harus melangkah?

Yesus berjanji untuk memberi Penuntun yang senantiasa hadir dan ada di dalam kita. Dimulai saat menerima keselamatan, setiap orang yang percaya kepada sang Juruselamat didiami oleh Roh Kudus, yang berjanji untuk menuntun orang percaya kepada segala kebenaran. Seperti kompas yang tertanam di dalam kita, Ia akan menuntun kita tepat ke jalan yang benar, apapun pilihannya. Ia tidak pernah melakukan kesalahan.

Lalu Anda mungkin berpikir, Bila Ia hidup di dalamku dan tidak pernah membuat pilihan yang salah, lalu kenapa hidup saya selalu kacau? Tuntunan-Nya senantiasa benar, namun kita tidak selalu menerimanya dengan jelas. Berserah kepada Tuhan adalah persyaratan utama untuk menerima tuntunan-Nya. Kita tidak dapat mentolerir dosa dan melakukan satu aspek sesuai keinginan kita dan kemudian mengharapkan tuntunan-Nya untuk aspek yang lain.

Apa yang dilakukan dosa kepada pemahaman kita terhadap tuntunan Tuhan sama dengan yang dilakukan magnet kepada jarum kompas. Jika magnet ditempatkan di sebelah kompas, maka jarumnya akan menunjukan ke berbagai arah. Dengan cara yang sama, dosa menyesatkan arah kita.

Ketika suatu keputusan tidak jelas, tanyakanlah kepada diri Anda: Apakah Kristus akan dipermuliakan dengan pilihan ini? Dapatkah saya melakukannya di dalam nama Yesus? Jika jawabannya tidak, maka jangan ikuti jalan itu, sebab Roh Kudus tidak menuntun Anda kesana. Tuntunan-Nya senantiasa selaras dengan Firman Tuhan dan membawa kemuliaan kepada Tuhan.
-------------------------------------
By. Sentuhan Hati (13/01/11)

Wednesday, January 12, 2011

Kuasa Roh Kudus


Galatia 5:22-26

Roh Kudus sangat vital bagi kehidupan orang Kristen. Bacalah tentang buah Roh dalam bacaan kita hari ini dan tanyakan, Dapatkah saya menjadi orang yang baik dengan kekuatan saya sendiri? Kita memerlukan campur tangan Tuhan untuk dapat hidup seperti yang Tuhan harapkan. Itulah mengapa Ia memberikan kepada setiap orang percaya, seorang Penolong, yang tugasnya ialah untuk menghasilkan karakter seperti Kristus.

Bapa surgawi tahu bahwa anak-anak-Nya membutuhkan pertolongan untuk dapat tunduk pada perintah-Nya. Bahkan pengikut Yesus Kristus yang paling setia pun, tidak mampu untuk taat dengan kekuatannya sendiri – contohnya, Petrus yang berjanji untuk setia sampai mati, malah menyangkal bahwa ia mengenal Kristus (Mat 26:69-75).

Sebelum naik ke surga, Yesus memerintahkan para murid-Nya untuk menghentikan pelayanannya hingga Roh Kudus turun (Luk 24:49). Hanya dengan pertolongan Roh Kudus saja maka Petrus si pengecut berubah menjadi Petrus sang batu karang dan memberitakan khotbah menantang yang akhirnya membuat banyak orang bertobat (Kis 2).

Roh Kudus masuk ke dalam kehidupan orang percaya pada saat ia menerima keselamatan dan segera berkarya untuk menghasilkan buah roh. Inilah ekspresi yang terlihat dari hati yang telah diubahkan. Saat kita berserah kepada tangan Tuhan yang memeliharakan, tindakan dan sikap kita menjadi lebih penuh kasih, penuh sukacita, lebih ramah, lebih lembut, ... Ia menuai suatu tuaian pelayanan dari kehidupan kita – perbuatan baik yang tumbuh dari iman kita sendiri dan meperluas kerajaan-Nya.

Mengijzinkan Roh Kudus untuk menghasilkan karakter seperti Kristus bukanlah suatu tindakan pasif. Bagian kita adalah merenungkan Alkitab sehingga kita dapat mengenali sifat-sifat yang benar. Kemudian, kita harus membuat keputusan yang bijaksana setiap hari, bukan untuk memuaskan keinginan daging kita, melainkan mengizinkan Roh Kudus untuk membangun kesalehan di dalam kehidupan kita.
------------------------------------------------
By. Sentuhan Hati (12/01/2011)

Tuesday, January 11, 2011

Alasan Bagi Keyakinan Diri


Filipi 4:5

Sikap negatif akan berpengaruh pada diri kita, baik rohani maupun fisik. Bahkan, melewatkan waktu bersama orang yang pesimis bisa membawa dampak buruk kepada kita. sebaliknya, sikap positif – khususnya dengan keyakinan di dalam Tuhan – dapat memampukan kita untuk hidup sepenuhnya seturut dengan maksud Tuhan.

Menjalani hari demi hari dengan mengetahui bahwa kekuatan kita berasal dari Yesus akan mengusir keraguan dan kekuatiran. Akan tetapi, banyak hal dengan pandangan yang nampaknya baik dapat mengusik keyakinan itu. Sebagai contoh, kita sering membiarkan nasihat yang salah dan sikap yang negatif untuk melemahkan kita. Dosa pun akan mencegah kita menemukan keyakinan yang penuh di dalam Tuhan. Dan terkadang rasa bersalah yang menyesatkan perlahan-lahan masuk ke dalam pikiran kita dan mencuri jaminan akan kekuatan di dalam Yesus.

Sebaliknya, kita dapat membangun keyakinan di dalam Tuhan yang berkuasa dengan cara mendewasakan iman kita. Merenungkan Firman Tuhan, mendekat kepada Tuhan di dalam doa, dan memilih untuk mempercayai-Nya adalah cara-cara untuk menguatkan hubungan kita dengan-Nya. Semakin dalam hubungan kita dengan Bapa, semakin tidak tergoyahkanlah keyakinan kita kepada-Nya.

Sebagai orang Kristen, kita memiliki semua alasan untuk hidup dengan jaminan yang Tuhan berikan – kita memiliki hadirat Tuhan yang tinggal di dalam kita (Fil 4:5). Selain itu, kita pun memiliki damai sejahtera-Nya (ayat 7), kuasa-Nya (ay.13) dan pemeliharaan-Nya (ay.19).

Dunia kita ini penuh dengan ketidakpercayaan, ketakutan dan ketidakpastian. Jangan biarkan diri Anda mendengarkan pesan-pesan yang negatif, yang dapat membuat Anda kehilangan keyakinan yang Tuhan berikan kepada anak-anak-Nya. Sebaliknya, berfokuslah pada kebenaran di dalam Firman Tuhan dan kemuliaan dan kemenangan Yesus. Inzikan kasih-Nya yang sempurna mengusir ketakutan Anda (I Yoh. 4:18).
--------------------------------------------------------------
By. Sentuhan Hati (11/01/11)

Monday, January 10, 2011

Keyakinan Yang Memampukan

Filipi 4:10-13

Dunia kita ini sangat memproklamirkan pentingnya keyakinan pada diri sendiri. Tentu saja kita diajarkan bahwa pribadi yang menghargai dirinya sendiri akan mencapai banyak kesuksesan. Namun Alkitab mengajarkan bahwa keyakinan sejati berasal,bukan dari diri sendiri, namun dari identitas kita di dalam Kristus.

Dalam Firman Tuhan, kita belajar bahwa Paulus mengalami sendiri jaminan kepastian ini. Ia menyatakan kepastiannya menyangkut pesan dan pelayanan yang Tuhan berikan kepadanya (Gal 1:15-17; Rom 1:16). Rasul ini pun yakin akan keselamatan kekal di dalam Yesus (Roma 8:37-39). Selain itu, bacaan kita hari ini menunjukkan bahwa Paulus berdiri teguh di atas keyakinannya bahwa ia dapat melakukan apapun juga di dalam Allah sebab Yesus hidup melalui dia.

Roh Kudus menjadi dasar keyakinan kita – dan bukan pemikiran positif, situasi yang baik, atapun karena kita merasa diri kita sanggup. Bahkan sekalipun berada di tengah-tengah kesulitan, kita dapat hidup dengan penuh keberanian sebab Roh Allah yang hidup tinggal di dalam kita dan memampukan kita untuk mengikut Dia.

Tentu saja, ada peran yang kita harus jalankan. Roh Kudus menuntun dan memberi kekuatan kepada kita, namun kita memiliki tanggung jawab untuk mendengar, taat dan dengan tekun mengikuti tuntunan-Nya setiap hari. Kita dapat memiliki kepastian di dalam dunia yang tidak stabil ini sebab Allah yang berkuasa telah menyediakan segala sesuatu yang kita perlukan untuk hidup berkemenangan.

Apakah Anda sedang menghadapi situasi yang membuat Anda merasa tidak mampu atau tidak yakin? Bacalah Alkitab dan carilah gambaran karakter-Nya. Sadarilah bahwa Allah yang berkuasa dan berdaulat ini – Yang Awal dan Yang Akhir hidup di dalam Anda. Temukan keyakinan Anda di dalam pribadi yang adalah Pencipta, Penebus dan Sahabat Anda.

-------------------------------------------------------------------------
By. Sentuhan Hati (10/01/11)